MAMUJU – Puluhan mahasiswa dari Aliansi Gerakan Mahasiswa Merdeka (AGMM) menggelar aksi demonstrasi yang menggugah perhatian publik di depan kantor PDAM Tirta Manakarra, Senin (19/5/2025).
Aksi ini merupakan respons keras terhadap krisis air bersih yang terus memburuk di sejumlah titik di Kabupaten Mamuju.
Tak hanya orasi lantang, para mahasiswa melakukan aksi simbolik dengan mencuci motor tepat di gerbang kantor PDAM sebagai bentuk sindiran atas lambannya kinerja perusahaan daerah tersebut dalam menyelesaikan persoalan distribusi air bersih.
Ahmad Firdaus, koordinator lapangan aksi, menyebut kondisi di Perumahan BTN Ampi dan Jalan Pengayoman sangat memprihatinkan. Di wilayah itu, air bersih tak mengalir selama berbulan-bulan, mengancam kesehatan dan kelangsungan aktivitas warga.
“Air bersih adalah hak dasar masyarakat. Tapi faktanya, rakyat justru jadi korban dari kelalaian dan buruknya manajemen PDAM,” tegas Ahmad.
AGMM mendesak PDAM segera menyelesaikan persoalan teknis serta menunjukkan tanggung jawab dan transparansi. Mereka juga berencana mendorong DPRD Mamuju untuk segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) sebagai langkah politik atas keluhan publik yang terus diabaikan.
“Kami tidak akan berhenti sampai ada solusi konkret. PDAM harus turun ke lapangan, bukan hanya beri janji,” tambah Ahmad.
Menanggapi aksi tersebut, Kepala Bagian Teknik PDAM Tirta Manakarra, Arman, membenarkan adanya gangguan serius dalam sistem distribusi. Menurutnya, kerusakan instalasi Tapodede akibat longsor beberapa bulan lalu menjadi penyebab utama terganggunya suplai air ke berbagai wilayah.
“Kerusakan ini cukup masif dan membuat suplai air tersendat,” ujar Arman.
Ia juga menyebut proyek pelebaran jalan di Jalan Martadinata turut mempersulit akses perbaikan jaringan pipa.
AGMM menutup aksi dengan seruan agar PDAM segera bertindak cepat dan melakukan identifikasi menyeluruh terhadap semua wilayah terdampak, demi mengembalikan hak masyarakat atas air bersih yang layak.