KOTA MALANG – Ketua GM FKPPI Makota, Rudy Nugroho, S.Pd., resmi dikukuhkan sebagai Tokoh Inspiratif Membersamai HPAI dalam Kegiatan Pelestarian Lingkungan oleh Himpunan Pegiat Adiwiyata Indonesia (HPAI), pada Minggu (15/06/2025).
Dalam keterangannya, Rudy Nugroho menyampaikan, “Kita akui, beberapa tahun belakangan ini udara di Malang terasa semakin panas. Seperti yang pernah dianalisis Ketua DPD Partai Golkar Makota. Memang solusi sementara orang bisa beradaptasi dengan memakai kipas atau AC, tapi itu solusi pribadi. Mengadaptasi alam secara permanen adalah langkah sesungguhnya.”
Rudy, yang juga menjabat sebagai Ketua GM FKPPI Makota, turut mengamini analisis Ketua DPD Golkar Makota, yang sebelumnya telah dianugerahi gelar Bapak Penggiat Lingkungan Nasional oleh HPAI Malangraya.
Ia menyampaikan rasa syukur atas apresiasi yang diterima. “Menanam pohon adalah solusi permanen untuk menghadapi perubahan iklim dan krisis lingkungan,” tegasnya.
Rudy juga mengingatkan agar bidang lingkungan di jajaran GM FKPPI Makota maupun di DPD Partai Golkar Kota Malang turut mengawal serta berperan aktif dalam penyiapan bibit pohon pule. Ia mendorong agar program penanaman di sekolah adiwiyata bersama HPAI, maupun penghijauan bersama AMPG di area pondok pesantren, perumahan, lahan warga, serta fasilitas umum milik swasta dan pemerintah, dapat berjalan maksimal.
Pohon yang menghasilkan oksigen ini, menurutnya, terbukti sangat berperan saat pandemi COVID-19 melanda, ketika kelangkaan tabung oksigen mengakibatkan banyak korban jiwa. “Momen itu menyadarkan kita semua akan pentingnya sumber oksigen alami. Kami juga membagikan minuman herbal Axata untuk mencegah penyebaran COVID,” ungkapnya.
“Penyemprotan berjalan, seiring aksi menanam pohon. Ini adalah upaya melestarikan kehidupan—bukan hanya untuk manusia, tetapi untuk seluruh makhluk hidup. Apa yang kita lakukan bersama HPAI, menanam pohon sebagai sedekah oksigen, sangatlah relevan,” katanya.
Sebagai Sekjend DPD Partai Golkar Makota, Rudy juga mengapresiasi bagaimana gerakan ini mendapat perhatian dari berbagai kalangan—mulai dari akademisi Universitas Brawijaya yang meneliti serapan karbon, hingga dukungan perusahaan besar seperti Astra dan Jasa Marga.
Sementara itu, Ketua HPAI Malangraya, Sulaiman Sulang, S.S., M.A.P. (akrab disapa Sule), yang juga peraih Kalpataru 2023 Jawa Timur, mengisahkan kilas balik berdirinya HPAI di Malang. Ia menyebutkan bahwa dukungan dari Sofyan Edi Jarwoko dan Rudy Nugroho (saat itu Ketua GM FKPPI Makota) menjadi fondasi kuat tumbuhnya komunitas ini. Mereka tak pernah menolak ketika diminta menyiapkan bibit pohon pule, meski jumlahnya mencapai 1.000.
“Kisah ini dimulai masa pandemi. Kami kesulitan menembus birokrasi. Setelah gagal menghubungi Pak Wali, saya nekat kirim pesan WhatsApp ke Pak Edi di Minggu pagi. Tak disangka, beliau merespons positif dan memfasilitasi pertemuan. Aksi tanam massal 1.000 pohon pule pun sukses dikawal GM FKPPI,” kenang Sule dengan mata berkaca.
Pertemuan itu menjadi titik balik. Saat masih menjabat Wakil Wali Kota, Sofyan Edi Jarwoko memberikan tantangan besar. “Beliau bilang, ‘Mas, saya punya pohon pule 11.000. Gimana caranya bisa ditanam semua di Kota Malang? Silakan koordinasi dengan GM FKPPI.’ Angka itu bikin kami kaget, tapi justru dari situ muncul semangat kolaborasi luar biasa,” ungkapnya optimis.
Dari situ, HPAI yang semula hanya komunitas kecil, berkembang pesat hingga melahirkan sembilan cabang baru di Jawa Timur. Bahkan, HPAI Malang kini menjadi proyek percontohan nasional.
“Beliau berdua bersama GM FKPPI adalah tokoh yang membersamai kami dari nol. Tagline ‘Menanam Pohon, Sedekah Oksigen’ adalah warisan mereka yang terus kami bawa. Penghargaan ini adalah bentuk terima kasih karena telah memberi ruang bagi komunitas seperti kami untuk berkontribusi,” tegas guru Adiwiyata Mandiri SMKN 6 Malang itu dengan yakin.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama jajaran pimpinan GM FKPPI Makota, menandai penghormatan tulus dari para pegiat lingkungan kepada sosok OKP yang telah menunjukkan dedikasi nyata—bukan hanya dalam kebijakan, tetapi juga aksi lapangan. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa sinergi antara komunitas dan pemimpin publik mampu menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan.
(Junaedi)