SLEMAN – Rangkaian acara Festival Jurnalisme dan Kebudayaan Museum Anak Bajang di Omah Petroek, Pakem, Sleman, kian memikat dengan hadirnya diskusi bertajuk ‘Membaca Indonesia Lewat Cerpen Kompas’. Diskusi ini bertujuan mengajak peserta menyelami lebih dalam dunia cerpen, salah satu bentuk sastra yang dikenal padat, reflektif dan kaya akan keragaman gaya serta tema.
Rubrik Cerpen Kompas telah lama dikenal sebagai wadah penting bagi para penulis untuk bereksperimen dan menyampaikan gagasan melalui narasi pendek yang kuat.
Selama diskusi, para peserta diajak untuk memahami proses kreatif penulisan cerpen, dinamika pemuatan cerpen di media massa, serta perkembangan gaya dan tema cerpen Indonesia kontemporer. Hilmi Faiq dan Risda Nur Widia memandu audiens untuk menelusuri bagaimana cerpen-cerpen yang terbit di Kompas tidak hanya memotret kehidupan masyarakat Indonesia, tetapi juga secara signifikan memperkaya khazanah sastra nasional.
Hilmi Faiq, dengan pengalamannya yang luas di dunia jurnalisme dan sastra, memberikan perspektif tentang bagaimana sebuah cerpen layak dimuat di media sekelas Kompas, serta bagaimana tren dan isu-isu sosial-budaya terrefleksi dalam karya-karya sastra pendek tersebut. Sementara itu, Risda Nur Widia berbagi pengalaman dan pandangannya sebagai seorang penulis, menggali pendekatan dalam menciptakan cerpen yang kuat dan relevan dengan konteks kekinian.
Ketua panitia acara Agustinus Yulianto menjelaskan, objektif utama dari diskusi ini memang untuk membahas peran krusial Cerpen Kompas dalam perkembangan sastra pendek di Indonesia. Selain itu pria yang akrab sapa Antok itu menegaskan jika diskusi ini juga bertujuan menggali proses kreatif, penulis dan kurator, untuk memberikan wawasan mendalam tentang pendekatan penulisan cerpen dari berbagai sudut pandang.
“Kami ingin mendorong apresiasi dan minat baca terhadap cerpen sebagai bentuk sastra yang tetap relevan dan reflektif di tengah gempuran informasi dan hiburan modern,” ucap Antok, Senin (7/7/2025).
Ia juga menyatakan jika diskusi ‘Membaca Indonesia Lewat Cerpen Kompas’ ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak individu untuk terlibat aktif dalam dunia literasi. Baik sebagai pembaca maupun penulis, serta semakin memperkuat posisi cerpen sebagai salah satu pilar penting dalam kekayaan sastra Indonesia. (bams)