SIDOARJO — Semangat pembinaan dan pengamanan di Lapas Kelas IIA Sidoarjo terus diperkuat. Salah satu staf Kesatuan Pengamanan Lapas (KPLP), Febri Adisusanto, mengikuti Konsultasi Teknis Pengamanan dan Intelijen Tahun 2025 yang digelar di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, selama tiga hari sejak 15 Juli 2025.
Dikenal sebagai “Pulau Alcatraz-nya Indonesia,” Nusakambangan menjadi lokasi ideal untuk membekali para petugas pemasyarakatan dengan keterampilan tinggi dalam hal pengamanan dan intelijen.
Teknik Pencegahan Gangguan Keamanan dan Operasi Intelijen, menekankan pentingnya deteksi dini serta pemetaan potensi konflik di dalam lapas;
Teknik Penindakan dan Penanggulangan Gangguan Keamanan, yang membekali peserta dengan taktik pengendalian konflik dan respon cepat dalam kondisi darurat.
Menariknya, para peserta tak hanya mendapat teori, tetapi juga dilatih fisik dan mental oleh instruktur dari satuan elite Kopassus Cilacap. Puncak pelatihan ditandai dengan longmarch ekstrem dari Lapas Ngaseman menuju pantai legendaris Pasir Putih Permisan—rute penuh tantangan yang menguji kekompakan, daya tahan, dan keteguhan mental.
Febri mengungkapkan, pelatihan ini menjadi pengalaman luar biasa yang tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memperkuat jiwa korsa sebagai garda terdepan dalam menjaga ketertiban lapas.
“Ini bukan sekadar pelatihan, tapi pembentukan karakter petugas pemasyarakatan sejati,” ujarnya singkat namun penuh semangat.
Dengan bekal ini, Lapas Sidoarjo diharapkan mampu semakin sigap dan profesional dalam menghadapi segala bentuk potensi gangguan keamanan mengusung semangat deteksi dini, respon cepat, dan pengamanan berbasis intelijen.