PEMALANG – 9 orang mengalami luka usai terjadi bentrokan dua kelompok massa saat acara tabligh akbar Habib Rizieq Shihab di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Rabu (23/7) malam. Satu korban di antaranya kritis.
Korban saat ini dirawat RS Siaga Medika Pemalang. Dari 9 pasien yang masuk, 8 orang hanya mengalami luka ringan dan menjalani rawat jalan, sementara satu pasien harus dirawat inap akibat cedera serius di bagian kepala.
“Delapan pasien luka ringan, dirawat jalan. Satu pasien dengan cedera kepala berat, kondisinya bisa dikatakan kritis,” jelas Direktur RS Siaga Medika, dr Ofi Dwiantoro Ofi saat dimintai konfirmasi, Kamis (24/7/2025).
Pasien kritis teridentifikasi berinisial S (43) warga Wonosobo. Pasien tersebut mengalami penurunan kesadaran. Dari hasil pemeriksaan, terdapat sembilan titik luka di bagian kepala akibat hantaman benda tumpul. Namun, di bagian tubuh lainnya tidak ditemukan luka.
“Lukanya mayoritas di kepala, karena benda tumpul. Bukan luka senjata tajam, tapi karena lemparan batu atau pukulan,” imbuhnya.
Ofi menyebutkan ada satu pasien yang masih dirawat diobservasi lebih lanjut karena kondisi yang belum stabil. Pasien tersebut juga berinisial S dan berasal dari Wonosobo.
Selain RS Siaga Medika, korban bentrokan lainnya juga dirawat di RSI Al Ikhlas Pemalang. Di sana, tercatat dua korban mendapatkan perawatan, satu dirawat jalan dan satu lagi dirawat inap. Hingga kini, polisi masih menyelidiki kronologi dan penyebab bentrokan yang terjadi saat pengajian cara yang dihadiri oleh Habib Rizieq Shihab tersebut.
Daftar korban yang di rawat di RS Siaga Medika :
a. Nama : Khaerul Farid dari kubu PWI-LS (Luka di bagian kepala)
Alamat : Desa. jogoloyo kec.wonosalam
b. Nama : Rizqi Nur Fauzidari kubu PWI-LS (tangan kanan tidak bisa di gerakan)
Alamat : Desa Mejagong Kec. Randudongkal
c. Nama : Ahmad Warsono dari kubu PWI-LS (Luka Kepala bagian belakang)
Alamat : Brebes
d. Nama : Khaerul Anam dari kubu PWI-LS (Robek belakang Kepala)
Aamat : Desa Karangkembang RT.6 RW.01 Kec. Ngalian Kab. Kebumen
e. Nama : Mahmudi dari kubu PWI-LS (Luka bagian hidung)
Alamat : Karanglawet RT 8 RW 2 Kec. Telogorejo Kab. Demak.
f. Nama : Mono dari kubu PWI-LS asal Karanganyar Solo (luka kepala bagian belakang dan wajah).
1 orang korban dari PWI-LS belum bisa di mintai keterangan karena belum sadar.
Korban dari kepolisian :
a. Nama : Muhammad Bintoro ( Luka Sobek Pelipis Kanan) Pangkat Bripka Samapta Polres Pemalang.
b. Nama : Nicolas Adji Wicaksono (Luka Kepala kanan belakang) Pangkat Bripda
Samapta Polres Pemalang.
• Daftar korban yang di rawat di RS al-ikhlas :
a. Nama : Pono dari kubu PWI-LS (luka robek di bibir dan jari kiri) asal dari Karanganyar.
1 orang korban belum bisa dimintai keterangan karena belum sadar.
Polisi Selidiki Pemicu Bentrokan
Polisi mendalami penyebab kericuhan yang mengakibatkan satu orang terluka berat.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengatakan insiden tersebut melibatkan anggota dari dua ormas, yakni Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) dan Front Persaudaraan Islam (FPI). Akibatnya, 15 orang mengalami luka-luka.
“Korban terdiri dari empat personel Polri, sembilan anggota PWI LS, dan dua dari FPI. Sebagian besar mengalami luka di bagian kepala akibat lemparan batu atau benda tumpul lainnya. Empat anggota polisi sudah pulang dan menjalani rawat jalan,” ujar Artanto dalam keterangannya, Kamis (24/7/2025) di Mapolres Pemalang.
Artanto menyebut lokasi bentrokan berada di lingkungan padat penduduk, sekitar 50 meter dari panggung utama pengajian. Meski demikian, pengajian tetap berlangsung hingga selesai pada pukul 01.00 WIB dini hari.
“Kami bersama Kodim dan unsur terkait berhasil meredam insiden ini. Kami tengah mendalami penyebab bentrokan. Penyelidikan dilakukan oleh Polres Pemalang dibantu Polda Jateng,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Kapolres Pemalang AKBP Eko Sunaryo, menambahkan bentrokan terjadi sekitar pukul 23.00 WIB hingga 23.30 WIB. Saat itu, ribuan jemaah tengah menghadiri pengajian yang sudah dimulai sejak pukul 15.00 WIB.
“Insiden ini menyebabkan sejumlah korban luka, baik dari ormas maupun dari kepolisian. Dua anggota kami dirujuk ke RS Siaga Medika, sementara lainnya ditangani tim Dokkes. Korban dari ormas juga dirawat di RS Siaga Medika dan RS Islam Pemalang,” kata Eko.
Menurutnya, pengamanan telah dilakukan secara maksimal dengan menerjunkan 675 personel gabungan dari Polri, TNI, dan unsur pengamanan lainnya.
Pihaknya juga memastikan telah dilakukan rapat koordinasi bersama Forkopimda, FPI, dan PWI LS pada 16 Juli 2025 lalu. Dalam rapat itu, semua pihak sepakat menjaga keamanan dan tidak melakukan provokasi.
“Namun kenyataannya masih terjadi bentrokan. Kami minta para pimpinan PWI LS dan FPI memberi instruksi menenangkan kepada anggotanya. Jangan sampai ada aksi balasan. Kita jaga Pemalang tetap aman,” tegas Eko.
Polisi kini masih menyelidiki penyebab bentrokan dan mengidentifikasi para korban secara rinci. Aparat juga tetap disiagakan untuk mencegah gangguan keamanan susulan.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto menyatakan, insiden ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.
“Polri hadir untuk menjaga ketertiban, tapi kedamaian sejati hanya bisa tercipta jika seluruh elemen masyarakat ikut terlibat menjaga keamanan,” tuturnya. (Gil)