BANYUMAS – Gapura megah berbahan bambu berdiri gagah di atas Jalan Masjid Thoha, Desa Kedungwringin RT 3 RW 1, Kecamatan Patikraja, Banyumas, menyambut siapa pun yang melintas. Tak hanya itu, rumput ilalang kering dan boneka Kerbau menambah kesan ikonik gapura tersebut.
” Alhamdulillah, dengan adanya gapura bambu ini, kami bukan hanya mempercantik desa, terutama dalam merayakan HUT ke-80 RI,” terang Ketua RT 3/1 Kedungwringin, Haryadi, Kamis (31/7/2025)
Pilihan menggunakan bambu bukan tanpa makna. Selain mudah diperoleh, bambu merepresentasikan kekuatan, kelenturan, dan identitas lokal. Sebuah simbol dari kehidupan pedesaan yang bersahaja namun penuh makna.
“Bambu ini bukan sekadar hiasan. Ia adalah pesan bahwa kita bisa berbenah tanpa harus meninggalkan akar budaya kita,” ungkapnya.
Lanjut Haryadi, proses pembuatan gapura tersebut dikerjakan warga RT 3 RW 1 Kedungwringin selama beberapa hari, dan selesai dikerjakan pada pertengahan Juli 2025 ini.
Lebih mengesankan lagi, seluruh pembangunan tahap awal ini mulai dari desain, material, hingga pengerjaannya tidak bersumber dari Dana Desa ataupun APBD Kabupaten. Semuanya murni dari swadaya warga
“Untuk material bambunya menghabiskan sekitar 100 batang lebih, tidak beli, dan semua swadaya dari warga disini dalam menyambut hari kemerdekaan ke-80,” pungkasnya. (trs)
