Portal Jatim

PMII Sidoarjo Kecam Trans7, Jaga Marwah Pesantren dan Etika Pemberitaan

Redaksi
×

PMII Sidoarjo Kecam Trans7, Jaga Marwah Pesantren dan Etika Pemberitaan

Sebarkan artikel ini
Hisnulloh Arifin, Wakil Ketua III Bidang Kajian dan Keagamaan PC PMII Sidoarjo

SIDOARJO — Tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 pada Minggu (13/10/2025) menuai sorotan publik. Program tersebut dianggap menampilkan segmen yang tidak sensitif terhadap Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, sehingga menimbulkan kesan negatif terhadap lembaga pendidikan keagamaan di Indonesia.

Kritik keras datang dari berbagai kalangan, salah satunya dari Bidang Kajian Keagamaan, Eksplorasi Teknologi & Media Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Sidoarjo. Dalam pernyataannya, PMII menyampaikan keprihatinan mendalam atas narasi yang ditayangkan, karena berpotensi menimbulkan sentimen berbasis Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).

Menurut PMII Sidoarjo, pesantren merupakan institusi yang memiliki peran sangat penting dalam pembentukan karakter, moral, dan peradaban bangsa Indonesia.

“Pesantren bukan hanya tempat menimba ilmu agama, tapi juga pusat pembentukan akhlak, kemandirian, dan cinta tanah air. Narasi negatif terhadap pesantren sama saja dengan merendahkan salah satu pilar penting bangsa,” ujar Hisnulloh Arifin, Wakil Ketua III Bidang Kajian dan Keagamaan PC PMII Sidoarjo, Senin (14/10/2025).

PMII Sidoarjo menegaskan, selama berabad-abad pesantren telah berperan sebagai benteng moral yang melahirkan generasi berilmu, berakhlak, serta memiliki semangat kebangsaan yang kuat. Peran pesantren bahkan meluas hingga bidang sosial dan ekonomi masyarakat.

Organisasi tersebut menyoroti lima kontribusi besar pesantren dalam kehidupan berbangsa:

  1. Pembentukan karakter dan integritas moral.
    Santri dididik hidup disiplin, jujur, dan menghormati sesama, nilai yang menjadi fondasi moral bangsa.
  2. Penanaman nasionalisme dan semangat kebangsaan.
    Sejak masa perjuangan, para kiai dan santri berada di garda terdepan dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga keutuhan NKRI.
  3. Pemberdayaan ekonomi dan kemandirian.
    Pesantren membekali santri dengan berbagai keterampilan hidup, mulai dari bidang pertanian hingga teknologi modern.
  4. Menumbuhkan toleransi dan perdamaian sosial.
    Pesantren menjadi ruang pembelajaran tentang kerukunan, di mana santri terbiasa hidup dalam keberagaman.
  5. Membangun sumber daya manusia unggul.
    Integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum di lingkungan pesantren mencetak generasi yang cerdas, berakhlak, dan bertanggung jawab.
Baca Juga:
Ratusan Santri dan Kiai di Malang Gelar Aksi Tuntut Trans7 Cabut Izin Siar

Dalam pandangan PMII Sidoarjo, media massa memegang peranan vital sebagai penyampai informasi kepada publik. Oleh karena itu, media dituntut untuk bekerja secara profesional, berimbang, dan sensitif terhadap konteks sosial serta keagamaan.

“Media seharusnya menjadi penjaga kebenaran, bukan sumber stigma. Tayangan yang tidak sensitif terhadap nilai sosial dan keagamaan dapat memicu keresahan publik,” tegas Hisnulloh Arifin yang juga aktif dalam gerakan literasi media di kalangan mahasiswa.

Empat Sikap Tegas PMII Sidoarjo

Sebagai respons atas tayangan tersebut, PMII Sidoarjo menyatakan empat sikap resmi:

  1. Menolak segala bentuk pelecehan dan pelanggaran hukum, di mana pun terjadi, termasuk di lembaga pendidikan. Namun, penanganannya harus dilakukan secara objektif dan tidak menggeneralisasi institusi tertentu.
  2. Menuntut media untuk menjalankan prinsip jurnalisme berimbang dan akurat, tanpa menimbulkan stigma terhadap kelompok keagamaan.
  3. Meminta klarifikasi dan permintaan maaf terbuka dari Trans7, apabila memang terdapat kekeliruan dalam penyajian informasi.
  4. Mendukung proses hukum yang adil dan transparan, dengan tetap menjaga nama baik lembaga yang tidak terlibat langsung.

PMII Sidoarjo juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu sensitif, terutama yang menyangkut lembaga keagamaan.

“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap tenang dan bijak dalam menyikapi setiap informasi. Pesantren selama ini adalah penjaga moralitas, toleransi, dan kebangsaan,” ujar Hisnulloh menutup pernyataannya.

Bagi PMII Sidoarjo, mencintai pesantren berarti turut menjaga akar peradaban bangsa. Pesantren telah menjadi rumah bagi nilai-nilai luhur yang membentuk karakter Indonesia—tempat di mana ilmu, moral, dan cinta tanah air tumbuh bersama.