Portal Jatim

Program Bedah Rumah di Kalianget Disorot, Bahan Minim, Pekerjaan Mangkrak, Warga Menjerit Kecewa

Redaksi
×

Program Bedah Rumah di Kalianget Disorot, Bahan Minim, Pekerjaan Mangkrak, Warga Menjerit Kecewa

Sebarkan artikel ini

SITUBONDO – Harapan Bu. Essi (72), warga Dusun Seletreng, Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, Situbondo, untuk menempati rumah layak huni lewat program Bedah Rumah 2024, berubah menjadi kekecewaan mendalam. Alih-alih membawa kebahagiaan, program bantuan pemerintah itu justru meninggalkan luka dan tanda tanya besar.

Awalnya, keluarga Bu. Essi menyambut gembira ketika rumahnya terpilih mendapat bantuan. Namun seiring berjalannya waktu, proyek perbaikan yang diharapkan bisa memberi tempat tinggal layak itu justru penuh kejanggalan dan ketidakberesan.

Putra B. Essi, Pot (Faris), mengungkapkan bahwa material yang diberikan sangat minim dan tidak mencukupi untuk menyelesaikan pembangunan rumah.

“Kami sangat kecewa. Bantuan yang diterima hanya 3 kubik bata ringan, 3 sak lem, 2 kusen jendela, dan 1 kusen pintu,” ujar Pot, Jumat (17/10/2025).

Lebih parah lagi, kata Pot, bahan penting seperti usuk, reng, dan asbes sama sekali tidak disediakan. Bahkan, ia mengaku dimintai tambahan uang sebesar Rp 2,5 juta dengan alasan untuk menutupi kekurangan bahan bangunan.

“Tukang yang kerja juga tidak serius. Rumah dibiarkan tidak selesai, akhirnya saya lanjutkan sendiri,” ungkapnya kesal.

Menanggapi persoalan itu, Abdul Aziz dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Cahaya Keadilan Rakyat (CAKRA) mengecam keras dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan program Bedah Rumah tersebut.

“Kami menyesalkan adanya indikasi penyelewengan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Pemerintah harus segera turun tangan dan melakukan pemeriksaan menyeluruh agar bantuan benar-benar tepat sasaran dan transparan sesuai dengan Juklak dan Juknisnya,” tegas Aziz.

Program Bedah Rumah sejatinya dirancang untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar memiliki tempat tinggal yang layak dan sehat. Namun, kasus yang menimpa keluarga Bu. Essi menjadi cermin nyata lemahnya pengawasan dan transparansi di lapangan.

Baca Juga:
Menelusuri Pesona dan Jejak Sejarah Candi Wangkal di Sidoarjo

Kini, warga berharap pemerintah daerah serta instansi terkait tidak tutup mata terhadap dugaan penyimpangan ini. Setiap rupiah dari dana bantuan seharusnya benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan, bukan berhenti di tangan oknum yang bermain di balik program.

Hingga berita ini diterbitkan, jurnalis portal-indonesia.net belum berhasil mengonfirmasi pihak ketua kelompok penerima bantuan maupun pemerintah desa terkait dugaan ketidaksesuaian bahan dan adanya pungutan tambahan dalam pelaksanaan program Bedah Rumah tersebut.