Kesehatan

5 Jenis Makanan yang Dapat Menyebabkan Kanker Payudara

Redaksi
×

5 Jenis Makanan yang Dapat Menyebabkan Kanker Payudara

Sebarkan artikel ini

PORTAL INDONESIA — Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat terhadap pola makan sehat semakin meningkat. Banyak orang mulai memperhatikan kandungan gizi dan memilih produk dengan label “organik”, “low fat”, atau “plant-based” demi menjaga kesehatan tubuh. Namun, tidak semua makanan yang dipasarkan sebagai “sehat” benar-benar memberikan manfaat optimal. Beberapa justru dapat memicu gangguan hormon dan meningkatkan risiko penyakit serius, termasuk kanker payudara.

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit tidak menular paling umum di dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), lebih dari 2 juta perempuan terdiagnosis kanker payudara setiap tahunnya. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari genetik, hormon, usia, gaya hidup, hingga pola makan harian. Di antara semua faktor tersebut, makanan sering kali menjadi penyumbang risiko yang tidak disadari.

Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara, mengapa hal itu bisa terjadi, dan bagaimana cara menggantinya dengan pilihan yang lebih aman bagi tubuh.

1. Susu Nabati Bergula: Sehat di Label, Tapi Tidak untuk Hormon

Susu nabati seperti almond milk, soy milk, atau oat milk kini menjadi alternatif populer bagi mereka yang menghindari laktosa atau mengadopsi pola makan vegan. Sayangnya, banyak produk susu nabati kemasan mengandung gula tambahan dalam jumlah cukup tinggi — bahkan bisa mencapai 10–12 gram per porsi, setara dengan satu sendok makan gula pasir.

Kelebihan gula akan meningkatkan kadar insulin dalam darah, yang dapat memengaruhi keseimbangan hormon estrogen. Hormon ini memiliki peran besar dalam pertumbuhan sel payudara, dan ketidakseimbangannya dapat memicu pertumbuhan sel abnormal yang menjadi awal kanker.

Selain itu, soy milk mengandung fitoestrogen, senyawa alami yang meniru efek hormon estrogen di dalam tubuh. Dalam jumlah kecil, fitoestrogen bisa membantu menjaga keseimbangan hormon. Namun, jika dikonsumsi berlebihan, efeknya dapat memperkuat aktivitas estrogen sehingga menstimulasi pertumbuhan sel payudara secara berlebihan.

Baca Juga:
Gandeng RSM YAP, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Pemeriksaan Mata Gratis

Alternatif sehat:

  • Pilih susu nabati tanpa pemanis tambahan.
  • Buat susu sendiri di rumah dari kacang kedelai atau oat murni.
  • Tambahkan kurma atau madu alami dalam jumlah kecil bila ingin rasa manis.

2. Granola dan Cereal Kemasan: Manisnya Menipu, Risiko Tak Terduga

Granola dan cereal sering disebut sebagai menu sarapan sehat karena tinggi serat dan mengandung kacang atau biji-bijian. Namun, produk granola komersial umumnya telah ditambahkan madu, sirup jagung, atau minyak sawit agar terasa renyah dan manis. Akibatnya, satu porsi kecil bisa mengandung lebih dari 20 gram gula dan lemak jenuh yang tinggi.

Gula berlebih berperan besar dalam meningkatkan peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Peradangan kronis inilah yang kemudian bisa memicu proses oksidatif dan menyebabkan kerusakan DNA sel. Ketika kerusakan ini terjadi di jaringan payudara, risiko munculnya kanker menjadi lebih besar.

Selain itu, lemak jenuh dari minyak sawit yang digunakan untuk memanggang granola dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menekan sistem imun tubuh. Dalam jangka panjang, kondisi ini menciptakan lingkungan ideal bagi sel kanker untuk tumbuh.

Alternatif sehat:

  • Buat granola sendiri dari oat panggang, kacang almond, dan madu alami.
  • Hindari granola yang mengandung “refined sugar”, “corn syrup”, atau “vegetable oil”.
  • Sajikan dengan yogurt plain tanpa gula dan buah segar.

3. Daging Putih Olahan: Bukan Warna Dagingnya, Tapi Prosesnya

Banyak orang berpikir bahwa mengganti daging merah dengan ayam atau kalkun sudah cukup untuk hidup sehat. Namun, jika daging tersebut diolah menjadi nugget, sosis, smoked chicken, atau makanan instan lainnya, manfaat sehatnya bisa hilang sama sekali.

Produk olahan daging putih biasanya melalui proses pengawetan menggunakan nitrit dan pengasapan suhu tinggi, yang dapat menghasilkan senyawa nitrosamin. Zat ini dikenal sebagai karsinogen — senyawa penyebab kanker — karena mampu merusak DNA dan memicu mutasi sel.

Baca Juga:
Rahasia Titik Akupuntur untuk Kesehatan Optimal

Contohnya, sosis ayam siap saji mengandung bahan pengikat lemak, penguat rasa, dan pengawet sintetis. Ketika dipanaskan pada suhu tinggi, senyawa tersebut dapat berubah menjadi heterosiklik amina (HCA), yang telah terbukti secara ilmiah berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara.

Alternatif sehat:

  • Gunakan ayam segar tanpa kulit dan olah dengan cara direbus, dikukus, atau dipanggang ringan.
  • Hindari daging yang mengandung label “smoked”, “preserved”, atau “processed”.
  • Gunakan bumbu alami seperti jahe, bawang putih, dan kunyit yang justru memiliki sifat antikanker.

4. Produk Low Fat: Ketika Lemak Baik Dihapus, Gula yang Datang

Label “low fat” sering menipu banyak orang yang ingin menurunkan berat badan. Padahal, produk seperti yogurt rendah lemak, susu cair, atau dressing salad low fat justru sering mengandung gula tambahan, pengental buatan, dan pemanis sintetis untuk menjaga rasa tetap lezat.

Tubuh manusia memerlukan lemak sehat untuk membentuk hormon, termasuk hormon estrogen. Ketika lemak baik dihilangkan dari makanan, tubuh cenderung mengalami ketidakseimbangan hormon, dan sistem metabolik menjadi tidak stabil. Ini bisa mempercepat proses pembelahan sel yang tidak terkendali di jaringan payudara.

Contoh sederhana: satu cup low fat yogurt rasa buah bisa mengandung dua kali lipat gula dibanding yogurt plain. Kelebihan gula inilah yang meningkatkan kadar insulin dan memengaruhi aktivitas hormon estrogen.

Alternatif sehat:

  • Pilih produk full-fat alami dalam porsi kecil, seperti yogurt plain.
  • Gunakan lemak sehat dari ikan salmon, kacang kenari, alpukat, dan minyak zaitun.
  • Hindari produk yang mencantumkan “low fat” namun memiliki daftar bahan tambahan panjang.

5. Cold Pressed Juice: Vitamin Tinggi, Tapi Juga Gula Fruktosa

Tren “detoks jus” sedang marak di kalangan pecinta gaya hidup sehat. Jus segar memang kaya vitamin, tapi tanpa serat alami dari buah, kadar gula fruktosanya menjadi sangat tinggi.

Baca Juga:
Demam Berdarah, Pencegahan dan Penanganan

Sebagai contoh, satu botol jus apel dan nanas ukuran 300 ml bisa mengandung lebih dari 30 gram fruktosa, setara dengan 7 sendok teh gula. Jika dikonsumsi berlebihan, hati akan bekerja keras untuk memetabolisme fruktosa tersebut, menghasilkan lemak berlebih, dan mengganggu keseimbangan hormon.

Kondisi ini dapat memicu resistensi insulin, peradangan hati, serta gangguan fungsi hormon estrogen. Akibatnya, risiko kanker payudara pun meningkat secara perlahan tanpa disadari.

Selain itu, beberapa cold pressed juice menambahkan bahan seperti spirulina atau jahe tanpa memperhatikan interaksinya dengan sistem endokrin. Bila diminum setiap hari tanpa variasi, tubuh bisa kehilangan elektrolit penting yang justru dibutuhkan untuk detoks alami.

Alternatif sehat:

  • Konsumsi buah utuh agar serat tetap terjaga.
  • Jika ingin jus, buat sendiri dengan campuran sayur dan buah, tanpa tambahan gula.
  • Batasi konsumsi jus maksimal 1 gelas per hari, tidak untuk pengganti makan.

Hubungan Antara Gula, Hormon, dan Risiko Kanker Payudara

Penelitian dari Breast Cancer Research Foundation (BCRF) menunjukkan bahwa kadar insulin yang tinggi akibat konsumsi gula berlebih dapat memicu pertumbuhan sel kanker yang peka terhadap estrogen. Hormon estrogen yang berlebihan di tubuh wanita berperan besar dalam proses pembentukan dan pertumbuhan kanker payudara.

Selain itu, gula juga berperan dalam menciptakan lingkungan inflamasi kronis. Dalam kondisi inflamasi, tubuh memproduksi radikal bebas lebih banyak, yang dapat merusak DNA dan memicu mutasi sel. Kombinasi ini menjadikan pola makan tinggi gula sebagai salah satu faktor risiko terbesar kanker payudara, terutama pada wanita usia 35 tahun ke atas.

Makanan yang Dapat Menurunkan Risiko Kanker Payudara

Jika ada makanan yang dapat meningkatkan risiko, tentu ada pula yang bisa membantu menurunkannya. Beberapa nutrisi terbukti memiliki efek protektif terhadap sel payudara:

Baca Juga:
Leci Buah Tropis yang Segar dan Penuh Kejutan untuk Kesehatan

1. Sayuran Hijau dan Silangan (Cruciferous Vegetables)

Brokoli, kubis, dan kale mengandung senyawa indole-3-carbinol yang membantu menyeimbangkan kadar estrogen dalam tubuh.

2. Ikan Berlemak (Salmon, Sarden, Tuna)

Kaya asam lemak omega-3, yang bersifat antiinflamasi dan dapat memperbaiki sel yang rusak.

3. Buah Berry

Blueberry, raspberry, dan stroberi mengandung antioksidan tinggi untuk melawan radikal bebas.

4. Kacang dan Biji-bijian

Mengandung vitamin E, selenium, dan lemak sehat yang penting untuk keseimbangan hormon.

5. Minyak Zaitun

Sebagai sumber lemak tak jenuh tunggal, minyak zaitun membantu menekan inflamasi dan menjaga sel tetap sehat.

Cara Menjaga Pola Makan agar Terhindar dari Risiko Kanker Payudara

Beberapa langkah sederhana berikut dapat membantu menekan risiko kanker payudara yang disebabkan oleh pola makan:

  1. Baca label kemasan secara teliti. Hindari produk dengan tambahan gula, pengawet, atau pemanis buatan.
  2. Kurangi konsumsi makanan olahan. Semakin sedikit proses industri, semakin baik.
  3. Gunakan bahan alami. Pilih makanan yang dekat dengan bentuk aslinya.
  4. Kendalikan porsi. Meskipun makanan sehat, jika berlebihan tetap bisa berdampak negatif.
  5. Seimbangkan dengan olahraga. Aktivitas fisik membantu menjaga metabolisme dan kestabilan hormon.
  6. Cukupi tidur dan kelola stres. Hormon stres (kortisol) juga dapat memengaruhi metabolisme estrogen.

Kesimpulan

Menjalani hidup sehat bukan berarti harus mengikuti semua tren makanan “sehat” yang sedang populer. Kunci utama adalah kritis dalam memilih dan memahami kandungan nutrisi dari setiap makanan yang dikonsumsi.

Beberapa produk seperti susu nabati bergula, granola kemasan, daging olahan, produk low fat, dan jus buah tinggi fruktosa ternyata dapat meningkatkan risiko kanker payudara melalui berbagai mekanisme hormon dan inflamasi.

Dengan memilih makanan alami, menjaga keseimbangan gizi, dan menghindari konsumsi berlebihan, kita tidak hanya menjaga berat badan ideal, tetapi juga melindungi diri dari salah satu penyakit paling mematikan bagi perempuan di seluruh dunia.