SIDOARJO — Progres evakuasi reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, telah mencapai sekitar 40 persen. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama tim gabungan kini memusatkan pencarian di sejumlah titik yang diperkirakan masih terdapat korban.
Kepala BNPB Letjen TNI Suhariyanto, dalam jumpa pers di Posko Tanggap Darurat pada Sabtu (4/10), mengungkapkan bahwa hingga Jumat malam jumlah korban meninggal bertambah menjadi sembilan orang. Seluruh jenazah saat ini masih dalam proses identifikasi oleh tim DVI Polri karena kondisi fisik korban sudah tidak memungkinkan untuk dikenali secara langsung.
“Sebagian besar korban adalah anak-anak yang belum memiliki KTP, sehingga tidak ada data sidik jari. Karena itu, proses identifikasi lebih banyak menggunakan tes DNA,” ujar Suhariyanto.
BNPB mencatat, hingga hari keenam pascabencana, total korban mencapai 167 orang. Dari jumlah tersebut, 118 orang berhasil ditemukan, terdiri dari 103 selamat dan 14 meninggal dunia. Sementara itu, 49 orang lainnya masih belum ditemukan dan diduga tertimbun reruntuhan.
Proses evakuasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Alat berat dikerahkan secara intensif untuk mempercepat pembersihan puing, namun tetap memperhatikan kemungkinan adanya jasad korban di bawah reruntuhan.
Sebagai bagian dari penanganan, BNPB menyiapkan Rumah Sakit Bhayangkara sebagai pusat identifikasi jenazah. Keluarga korban diarahkan untuk menunggu di rumah sakit agar tetap tenang sekaligus menghindari kerumunan di lokasi evakuasi.
“Doa dan dukungan masyarakat sangat kami harapkan. Kami juga meminta agar tidak ada pihak yang bertindak sendiri di lokasi karena dapat mengganggu kelancaran pencarian,” tegas Suhariyanto