SLEMAN – Warga Kalurahan Widodomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman kembali menggelar upacara adat Saparan Ki Ageng Wonolelo ke 58 di padukuhan Wonolelo, Kalurahan Widodomartani, Kapanewon Ngemplak, Sleman, Jumat kemarin (1/8/2025).
Upacara adat diawali dengan kirap pusaka dari Masjid ke Makam Ki Ageng Wonolelo dan pembagian kue apem kepada para pengunjung.
Bupati Sleman Harda Kiswaya yang hadir pada kesempatan tersebut ikut membagikan kue apem kepada para pengunjung Widodomartani, Ngemplak. Bupati Sleman berkesempatan membagikan apem sebagai simbol berbagi kepada masyarakat.
Harda Kiswaya mengatakan upacara adat dilaksanakan run temurun sebagai sarana merekatkan tali silaturahmi baik antar warga maupun antara warga dan trah (keluarga) Ki Ageng Wonolelo yang konon merupakan salah satu penyebar agama Islam. Ki Ageng Wonolelo mempunya nilai-nilai luhur yang perlu diteladani masyarakat.
“Jasa Ki Ageng Wonolelo dalam menyebarkan agama Islam di Kabupaten Sleman khususnya di Widodomartani Ngemplak perlu diteladani nilai-nilai luhurnya,” ujar Harda
Lebih lanjut, Harda mengapresiasi Upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo ini sebagai salah satu aset wisata budaya di Sleman yang mendapatkan predikat Warisan Budaya Takbenda Nasional pada tahun ini.

Harda berharap upacara adat ini dapat lestari dan berlangsung khidmat serta meriah setiap tahunnya.
Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Ketua Trah Ki Ageng Wonolelo, Kawit Sudiyono mengatakan bahwa upacara adat ini dilaksanakan untuk memperingati, menghormati, mendoakan, serta sebagai wujud darma bakti anak cucu kepada pepunden.
Ia juga bersyukur Upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo mendapatkan predikat Warisan Budaya Takbenda Nasional.
“Saparan Ki Ageng Wonolelo sudah mendapatkan predikat Warisan Budaya Takbenda Nasional dengan nama apem wonolelo. Maturnuwun pendampingan bapak Bupati Sleman dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman hingga upacara adat ini bisa lestari,” ujar Kawit
Menurut Ki Ageng Wonolelo atau Syekh Jumadigeno adalah anak dari Syekh Khaki atau yang dikenal sebagai Jumadil Qubro. Dia merupakan cucu dari Pangeran Blancak Ngilo, dan cicit dari Prabu Brawijaya V.
Setelah memiliki ilmu yang cukup, Ki Ageng Wonolelo ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam hingga mendirikan pondok Wonolelo. Ki Ageng Wonolelo kemudian banyak mewariskan berbagai peninggalan berupa tapak tilas, pusaka, serta benda keramat lainnya.
Warga Wonolelo selalu memperingati dan mengenangnya lewat upacara adat saparan dan kirab pusaka setiap tahunnya. (Brd)