GUNUNGKIDUL – Desa Wisata Nglanggeran di Kabupaten Gunungkidul-DIY telah meraih predikat sebagai salah satu desa wisata terbaik dunia.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nglanggeran, Mursidi menjelaskan pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran sepenuhnya berbasis masyarakat. Semua kebutuhan wisata, mulai dari homestay, kuliner, hingga layanan pemandu disiapkan oleh warga setempat.
“Yang kami kelola bukan hanya Gunung Api Purba, tapi yang lebih penting adalah pengelolaan SDM,” tutur Mursidi saat menerima kunjungan Komisi B DPRD DIY, Rabu (9/7/2025).
Mursidi mengakui Desa wisata Nglaggeran masih kekurangan pemandu yang menguasai bahasa asing. Selain itu, akses jalan dan penerangan, khususnya dari Kalipentung menuju Nglanggeran, masih mengalami kendala.
Anggota Pokdarwis, Sugeng Handoko menambahkan infrastruktur pendukung seperti listrik dan sinyal komunikasi juga perlu mendapat perhatian serius.
Ia sepakat akses jalan menjadi isu penting dalam pariwisata. Masalah listrik sering padam dan sinyal yang belum merata menjadi hambatan dalam pelayanan wisata. “Sebagai desa wisata percontohan, kami juga berharap ada peningkatan akomodasi seperti hotel, serta kebijakan yang mendukung promosi produk lokal seperti cokelat khas Nglanggeran,” jelas Sugeng.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku wisata, dan sektor swasta untuk mendukung keberlanjutan desa wisata. Salah satu bentuk konkret yang diusulkan adalah mendorong hotel-hotel di DIY untuk menggunakan produk cokelat lokal dari Nglanggeran.
Menanggapi apa yang disampaikan, Anggota Komisi B DPRD DIY, Ismail Ishom mendorong agar segala bentuk kebutuhan pengembangan desa wisata disampaikan secara formal melalui proposal agar dapat diupayakan dalam pembahasan anggaran.
“Silakan usulkan secara resmi dalam bentuk proposal. Nanti akan kami kawal dan dorong agar bisa masuk dalam pembahasan anggaran di DPRD dan bisa kami bahas terkait kebijakan yang dapat mendukung adanya kerja sama seperti hotel dengan pengusaha lokal,” jelasnya.
Senada dengan itu, anggota Komisi B lainnya, Imam Priyono D Putranto menyampaikan seluruh masukan dari Pokdarwis dan pengelola desa wisata sangat relevan dan layak diperjuangkan.
Anggota dewan memperhatikan semua usulan yang telah disampaikan. Untuk itu semuanya hendaknya diajukan dalam bentuk proposal agar lebih mudah masuk dalam skema pembiayaan daerah, terutama untuk peningkatan infrastruktur, akses jalan, hingga SDM pemandu wisata.
Komisi B DPRD DIY mencatat semua aspirasi tersebut dan berkomitmen memperjuangkan dukungan anggaran serta kebijakan yang berpihak pada penguatan desa wisata berbasis masyarakat. (bams)