SLEMAN– Revitalisasi pasar Godean Kabupaten Sleman sudah lama selesai dan bahkan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo bulan Agustus 2024 lalu. Namun sampai saat ini para pedagang belum mau menempati untuk jualan dengan berbagai pertimbangan.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sleman juga merasa
prihatin terhadap kondisi pasar tersebut. Sebab, mengetahui ada sejumlah kios di dalam pasar terutama di lantai 2 tergenang air imbas hujan deras.
Para wakil rakyat Kabupaten Sleman menilai, pasar Godean yang terletak di wilayah Kalurahan Sidoagung itu belum siap dioperasionalkan, karena kebocoran kios bisa mengakibatkan pedagang tidak nyaman.
“Kami tidak ingin rencana perputaran roda ekonomi di Sleman ini terganggu gara-gara ketidaksiapan teknis dan fisik pasar Godean, yang memang belum siap sebetulnya. Oleh karena itu, kami cek langsung apakah sudah tertangani atau belum,” kata Wakil Ketua DPRD Sleman, Hasto Karyantoro, saat sidak bersama Komisi B di pasar Godean, Rabu (22/10/2025).
Para anggota dewan datang ke Pasar Godean dan langsung mengecek deretan los maupun kios pedagang. Di lantai 1, mereka menemukan tiang pondasi basah berlumut akibat rembesan air hujan. Di lantai 2, beberapa kios pedagang tergenang air sisa hujan. Perbaikan dengan mengganti talang air sedang dilakukan. Talang yang sudah berkarat dan diduga menjadi penyebab bocor sepanjang 17 meter diganti.
Hasto mengatakan, temuan ini akan menjadi catatan yang akan disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Sleman. Terutama perawatan pasar Godean, yang walaupun belum digunakan namun sudah ada beberapa bagian yang rusak, ternyata biayanya juga tidak murah. Pihaknya mendorong perbaikan bangunan menjadi prioritas sebelum memindahkan pedagang.
“Sebelum benar-benar siap, para pedagang pasar yg kini masih berjualan di relokasi jangan dipaksakan pindah. Karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak di Sleman juga,” ujarnya.
Sekedar informasi, Pemkab Sleman semula berencana memindahkan 1.600 pedagang pasar Godean yang kini jualan direlokasi untuk berjualan di pasar induk pada 15 Oktober lalu. Namun batal dilakukan karena kios dalam pasar ada yang bocor. Pemerintah kemudian memberikan target kepindahan pedagang pada 29 Oktober. Tanggal ini belum pasti karena masih bersifat tentatif.
Setelah meninjau langsung kondisi, Hasto menilai pemindahan pedagang bisa saja mundur. Sebab perbaikan dari ancaman air hujan perlu diprioritaskan. Terlebih, saat ini sudah memasuki musim penghujan. Ia khawatir jika dipaksakan pindah justru akan mengganggu kenyamanan pedagang maupun pembeli.
“Kalau belum benar benar siap, sebaiknya mundur dulu saja. Apalagi kini sudah masuk musim penghujan, kalau setiap hari hujan dikawatirkan nanti pedagang tidak nyaman dalam berjualan,” kata Hasto.
Hasto tidak menampik bahwa aspirasi pedagang menginginkan agar mereka segera menempati pasar baru. Lebih cepat lebih baik. Akan tetapi dengan kondisi pasar yang masih bocor seperti ini, jika dipaksakan pindah, justru akan menimbulkan permasalahan baru,”
Menilai ke depan operasional pasar tidak akan maksimal.
Pasar Godean dibangun melalui revitalisasi total yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui BPPW DIY senilai Rp 89,89 miliar rupiah. Bangunan pasar tiga lantai ini sudah setahun dibiarkan ‘kosong’ pasca diresmikan oleh Presiden pada 28 Agustus 2024 silam. Saat ini, biaya perbaikan talang kios yang bocor, termasuk perawatannya, untuk pasar tradisional Tempel dan Godean telah dianggarkan melalui APBD Sleman senilai Rp 500 juta.
Menurut Ketua Komisi B DPRD Sleman Surana, anggaran Rp 500 juta dialokasikan dari APBD Sleman untuk biaya perawatan pasar tradisional Tempel dan Godean karena pembangunan revitalisasi pasar Godean sudah diserahkan ke Pemkab Sleman. Sebab itu, meskipun kondisi bangunannya bocor maka pemerintah Kabupaten harus mengganggarkan untuk biaya perawatan. (Brd)