SIDOARJO – Proses penyelamatan korban ambruknya bangunan mushola di Pondok Pesantren Al-Khozini, Buduran, Sidoarjo, masih terus berlangsung. Insiden yang terjadi pada Senin sore (29/9/2015) itu menggerakkan seluruh unsur terkait untuk segera mengevakuasi para santri yang diduga masih terjebak di bawah reruntuhan.
Sejak malam kejadian, tim gabungan dari BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, TNI, Polri, serta relawan bekerja tanpa henti. Berbagai alat berat maupun peralatan manual dikerahkan agar pencarian berjalan lebih cepat sekaligus tetap aman.
Bupati Sidoarjo, H. Subandi, sejak awal memantau secara langsung jalannya operasi. Pada Selasa pagi (30/9), ia bersama Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol. Christian Tobing, kembali mendatangi lokasi untuk memastikan upaya evakuasi berjalan optimal.
“Kita tidak henti-hentinya mengerahkan tenaga. Tim dari BPBD provinsi dan kabupaten terus bahu-membahu mengevakuasi korban,” tegas Subandi.
Selain mengutamakan evakuasi, pemerintah daerah juga menyiapkan layanan medis dan kebutuhan logistik. Sebuah dapur umum didirikan di sekitar lokasi untuk menyediakan hingga 1.500 porsi makanan setiap hari bagi relawan, keluarga korban, dan warga terdampak.
Pemkab Sidoarjo juga berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar penanganan bencana ini dapat dilakukan secara cepat dan menyeluruh. Subandi memastikan, seluruh biaya pengobatan korban ditanggung pemerintah.
“Terkait biaya pengobatan, keluarga korban tidak perlu khawatir. Jika dirawat di rumah sakit swasta akan ditanggung Pemprov Jatim, sedangkan di rumah sakit kabupaten akan dicover Pemkab Sidoarjo,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi masih berlangsung. Harapan besar tetap tertuju pada keselamatan seluruh korban agar segera mendapatkan pertolongan medis terbaik.