SIDOARJO – Dalam upaya memperkuat perlawanan terhadap narkoba, para finalis Duta Anti Narkoba 2025 menggelar kunjungan inspiratif ke Yayasan Pondok Pesantren Al Kholiqi di Sidoarjo.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam menggabungkan kekuatan edukasi, spiritualitas, dan empati untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda.
Kunjungan ini tak hanya menjadi bagian dari agenda pembekalan finalis, tetapi juga kampanye sosial untuk menyuarakan bahaya narkoba dari hati ke hati. Dalam suasana hangat, mereka mengikuti penyuluhan interaktif bersama BNNK Sidoarjo, tenaga medis, dan pengurus pesantren.
Yusuf Rizal, Penyuluh Adiksi dari BNNK Sidoarjo, menyambut positif inisiatif ini. “Kunjungan ke pesantren seperti ini menjadi contoh kuat kolaborasi antara institusi negara dan lembaga keagamaan. Ini langkah strategis dalam perang melawan narkoba,” katanya.
Ia juga memberi pesan penting kepada para finalis. “Kalian adalah suara masa depan. Bawalah pesan anti narkoba dengan pendekatan yang relevan dan menyentuh hati masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, dr. Erie Eko dari BNNK Sidoarjo menjelaskan pentingnya pendekatan terpadu dalam rehabilitasi.
“Aspek medis dan sosial harus berjalan beriringan. Tidak cukup hanya sembuh secara fisik, tetapi juga harus pulih secara mental dan sosial,” tegasnya.
Dari sisi spiritual, KH Abdul Kholiq atau Gus Kholiq, pemimpin Pondok Pesantren Al Kholiqi, memperkenalkan metode rehabilitasi berbasis nilai keagamaan.
“Kami gunakan metode gurah, hipnoterapi, rendam malam, serta pembinaan rohani melalui sholawat,” jelasnya.
Menurut Gus Kholiq, pemulihan sejati tidak hanya menyentuh tubuh, tetapi juga jiwa. “Rehabilitasi bukan sekadar menghentikan penggunaan. Ini tentang mengembalikan harapan dan membangun kembali jati diri,” pungkasnya.