Portal Jakarta

Kebaya Menari Hari Ini Bertolak ke Vatikan, bakal Tampil di Hadapan Paus Leo XIV

Portal Indonesia
×

Kebaya Menari Hari Ini Bertolak ke Vatikan, bakal Tampil di Hadapan Paus Leo XIV

Sebarkan artikel ini
Komunitas Kebaya Menari saat tampil di Graha Besuki 8, Jakarta (Ist)

JAKARTA — Komunitas Kebaya Menari Minggu (19/10/2025) hari ini berangkat menuju Italia untuk tampil di Vatikan pada 28 Oktober 2025. Penampilan tersebut digelar dalam rangka peringatan 60 Tahun Nostra Aetate (Zaman Kita), dokumen Konsili Vatikan II yang mengatur hubungan Gereja Katolik dengan agama-agama non-Kristen.

Menurut Yanti Moeljono, pimpinan Komunitas Kebaya Menari, undangan tampil di Vatikan datang dari Romo Markus Solo Kewuta SVD, pejabat asal Indonesia yang kini bertugas di Dikasteri Dialog Antaragama Vatikan.

“Undangan disampaikan langsung melalui email. Romo Markus mungkin pernah melihat penampilan kami saat Kebaya Natal bertema lintas agama,” tutur Yanti di sela latihan di Grha Besuki 8, Menteng, Jakarta.

Komunitas Kebaya Menari bakal  membawakan tiga tarian Nusantara dengan durasi sekitar lima menit, menggunakan beragam kebaya dari daerah Jawa, Bali, dan Sumatra. Total ada 31 penari yang berangkat ke Vatikan. “Kami tidak menciptakan tarian baru, tapi menarikan tarian Nusantara yang sudah ada. Setiap tarian dipandu oleh pelatih masing-masing,” tutur Yanti.

Persiapan dilakukan selama tiga bulan terakhir dengan latihan intens 3–4 kali seminggu. Yanti mengakui tantangan utama adalah membagi waktu antara pekerjaan dan latihan, karena seluruh anggota komunitas bekerja penuh waktu. “Kami bukan penari profesional, tapi ingin mempromosikan kebaya untuk Indonesia dan bangga bisa menari di depan Paus,” ujarnya.

Rasa haru dan bangga menyelimuti anggota komunitas menjelang keberangkatan. “Saya saja yang Muslim deg-degan, apalagi teman-teman yang Katolik. Menari di depan Paus itu kesempatan sekali seumur hidup,” kata Yanti.

Komunitas Kebaya Menari didirikan pada 4 Desember 2019 oleh Yanti Moeljono, Ade Nirmala, Berty Singgih, dan Dian Chieq. Komunitas lintas iman ini bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pelestarian kebaya melalui tarian. Sejak berdiri, mereka aktif menampilkan tarian Nusantara dalam balutan kebaya di berbagai kesempatan, termasuk ajang internasional.

Baca Juga:
Mayoritas Bank Sentral Global Pangkas Kebijakan Moneternya

“Tujuan kami sederhana: mengetuk dunia agar tahu Indonesia punya kebaya, sebagaimana Jepang punya kimono atau Korea punya hanbok,” pungkas Yanti. (bams)