YOGYAKARTA – Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Kalimantan Tengah Yogyakarta (HPMKT-YK) menggelar diskusi publik bertajuk “Tanah Ulayat: Belajar dari Tanah Kalimantan”, Jumat (17/10/2025) di Asrama Mahasiswa Kalimantan Tengah Yogyakarta.
Diskusi menghadirkan peneliti dari Sajogyo Institute, Eko Cahyono, sebagai narasumber utama. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian refleksi bertema besar “Kalimantan Milik Siapa? Antara Kelimpahan, Anugerah, dan Bencana Krisis Sosial-Ekologi.”
Acara diikuti mahasiswa, aktivis lingkungan, dan pegiat isu agraria dari berbagai daerah di Yogyakarta. Dalam pemaparannya, Eko menyoroti fenomena kutukan sumber daya alam, di mana daerah yang kaya justru sering terjebak dalam kemiskinan struktural dan krisis ekologis.
“Kalimantan menjadi cermin nyata dari kolonialisme agraria dan dominasi oligarki sumber daya alam. Ketimpangan kepemilikan tanah masih sangat besar,” ungkapnya.
Menurutnya, pembangunan di Kalimantan masih berorientasi pada eksploitasi tanpa memperhatikan keadilan sosial dan ekologi.
“Kekayaan alam yang seharusnya menjadi berkah malah berubah jadi kutukan karena masyarakat adat kehilangan hak atas tanah ulayat,” lanjut Eko.
Ketua HPMKT-YK Nathanael Ivan Pratama mengatakan, kegiatan ini menjadi ruang belajar dan refleksi bagi mahasiswa Kalimantan Tengah yang menempuh studi di Yogyakarta.
“Kami ingin memahami persoalan agraria dari akar hingga kebijakan, supaya generasi muda Kalimantan bisa berkontribusi nyata untuk daerahnya,” ujarnya.
Diskusi juga dihadiri Mina Nila, anak dari Pahlawan Nasional dan Gubernur Kalimantan Tengah pertama Tjilik Riwut (1958–1967). Sebagai Pembina HPMKT-YK, Mina mengaku bangga dengan semangat mahasiswa Kalimantan yang aktif mengkaji isu sosial dan lingkungan.
“Saya selalu mendukung kegiatan yang membawa gagasan untuk kemajuan Kalimantan Tengah,” katanya.
Selain membahas kerusakan lingkungan dan ketimpangan agraria, diskusi juga menekankan pentingnya pengakuan hak masyarakat adat atas tanah ulayat sebagai dasar keadilan sosial dan keberlanjutan ekologi.
Melalui kegiatan ini, HPMKT-YK menegaskan komitmennya menjadi wadah pergerakan mahasiswa Kalimantan yang peduli terhadap keadilan sosial, lingkungan, dan kemanusiaan. (bams)