OPINI

Meningkatkan Kunjungan Wisatawan pada Obyek Wisata di Banyumas

Portal Indonesia
×

Meningkatkan Kunjungan Wisatawan pada Obyek Wisata di Banyumas

Sebarkan artikel ini
Abdullah Arif Budiman, S.E., Magister Manajemen Program Pascasarjana Unsoed C2CO25039

Oleh : Abdullah Arif Budiman, S.E. 

Menjelang akhir tahun 2025, pariwisata di Kabupaten Banyumas diprediksi akan mengalami peningkatan kunjungan wisatawan. Pemkab Banyumas sebaiknya tetap fokus pada pengembangan kegiatan kepariwisataan yang berkelanjutan dan adaptasi terhadap pergeseran tren wisata.

Pemkab Banyumas juga seharusnya terus melakukan upaya dengan mempromosikan destinasi-destinasi unggulan dan menggelar berbagai event yang diharapkan bisa menarik wisatawan.

Dengan lokasi Kabupaten Banyumas yang jauh dari bandara internasional, dan konektivitas yang cukup jauh dari kota besar di Pulau Jawa, maka para stakeholder pariwisata harus membidik wisatawan domestik sebagai segmen utamanya. Terutama penduduk lokal Barlingmascakeb.

Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya kunjungan wisatawan menurut kami antara lain :
1. Faktor Alam
2. Faktor Budaya dan Sosial
3. Faktor Ekonomi dan Infrastruktur
4. Faktor Teknologi
5. Faktor Kebijakan Pemerintah

1. Faktor Alam

Lereng Gunung Slamet di sebelah selatan yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Banyumas memiliki keindahan alam yang estetik dan sangat layak untuk dijadikan destinasi wisata favorit.

Disini kita sudah memiliki obyek wisata Baturaden yang sudah melegenda. Namun Baturaden harus dikelola secara lebih profesional lagi.

Kemudahan akses menuju pintu masuk utama, tempat parkir luas yang mampu menampung bus besar dan kendaraan pribadi yang dekat dengan lokasi, biaya parkir yang murah, tidak adanya pungli oleh oknum masyarakat, para petugas wisata yang ramah dan cakap yang memiliki kapabilitas sebagai pelayan bagi wisatawan, dukungan pengusaha hotel dan restoran sebagai salah satu stakeholder pariwisata dan tentunya kebijakan pemerintah dalam hal pariwisata akan sangat mempengaruhi meningkatnya kunjungan wisatawan ke Baturaden.

Selain itu, Kabupaten Banyumas dilintasi Sungai Serayu yang membentang luas menuju kabupaten tetangga dan berakhir di laut selatan Jawa. Sungai yang juga sangat melegenda ini seolah belum tersentuh industri pariwisata.

Sebuah pekerjaan rumah yang besar yang harus melibatkan pemerintah pusat jika ingin menjadikan Sungai Serayu sebagai destinasi wisata.

2. Faktor Budaya dan Sosial

Kawasan Kota Lama di Kecamatan Banyumas merupakan peninggalan kolonial di masa penjajahan Belanda dulu. Meski tidak sebesar kawasan kota lama di Jakarta dan Semarang, namun dengan sentuhan pembangunan oleh pemerintah cukup mengubah wajah kota lama Banyumas ini menjadi destinasi wisata yang menarik dan layak jual bagi wisatawan domestik.

Baca Juga:
Calon Kepala Daerah Berstatus Tersangka, Harapan Rakyat atau Ancaman Hukum?

Keramahan masyarakat Banyumas yang dikenal ramah dan murah senyum menjadi nilai tambah yang membuat wisatawan merasa nyaman.

Kemudian kekayaan jenis kuliner di Banyumas seperti Sroto Sokaraja, Mino Nopia, Getuk Goreng, Mendoan, Keripik Tempe, Sate Bebek dan lainnya merupakan keragaman budaya dan sosial yang khas dan unik di Banyumas yang tidak dimiliki daerah lain. Jika hal ini dikelola dengan baik dan terintegrasi dalam kemasan paket wisata yang menarik, tentunya akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.

3. Faktor Ekonomi dan Infrastruktur

Adanya Bandara di kabupaten tetangga rupanya belum menjadi pilihan transportasi bagi masyarakat dari dan menuju kota kota besar di Jawa.

Itulah yang menjadi salah satu alasan bahwa pariwisata di Kabupaten Banyumas harus membidik wisatawan lokal sebagai segmen utamanya. Padahal di sisi lain, pertumbuhan penduduk dengan kemampuan ekonomi menengah, terus berkembang. Kelas masyarakat ini memiliki kebutuhan wisata sebagai bagian dari gaya hidup dan tentunya juga memiliki daya beli.

Maka kelas masyarakat menengah inilah yang menjadi segmen pasar yang besar bagi dunia pariwisata di Banyumas. Sementara pembangunan infrastruktur jalan terutama di kelas jalan nasional dan jalan provinsi diharapkan terus ditingkatkan sebagai salah satu faktor yang menunjang arus masuk wisatawan ke Banyumas.

Ketika faktor pertumbuhan ekonomi di masyarakat dan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah yang terus berkembang, maka diharapkan peran serta swasta akan berbanding lurus. Para pengusaha biro wisata, pelaku jasa perhotelan, pengusaha restoran dan lainnya tentunya akan menjadikan dunia wisata di Banyumas sebagai daya tarik investasinya.

Dengan demikian faktor ekonomi dan infrastruktur ini memberikan kontribusi besar terhadap meningkatnya kunjungan wisatawan ke Banyumas.

4. Faktor Teknologi dan Media

Perkembangan teknologi informasi dan peran media sosial juga menjadi pendorong utama meningkatnya kunjungan ke destinasi wisata. Platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube sangat berpengaruh dalam mempromosikan tempat wisata. Foto dan video yang indah dari destinasi wisata akan dengan cepat menjadi viral dan meningkatkan jumlah pengunjung.

Baca Juga:
Maksimalkan Pengamanan Libur Nataru, Jajaran Kepolisian Malang Raya Gelar Rakor

Perubahan teknologi yang begitu cepat, memaksa semua pelaku pariwisata di Banyumas harus beradaptasi diri dengan hal ini.

Tidak terkecuali Dinporabudpar sebagai leading sector di bidang pariwisata. Pemerintah harus menyiapkan banyak personilnya untuk mengelola berbagai platform medsos, bila memang serius untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata di Banyumas.

Bisa dengan menyajikan informasi-informasi menarik terkait berbagai obyek wisata maupun dengan menciptakan promosi-promosi secara digital.

Membuat tema kunjungan atau pekan wisata atau sejenisnya seperti “Wonderful Banyumas”. (berkaca pada tema wisata nasional dan internasional, “Wonderful Indonesia”, “Wonderful Asia”). Ini penting untuk membuat citra dan image wisata Banyumas dikenal di kancah nasional bahkan dunia.

Atau “Pekan Wisata Banyumas” memanfaatkan HUT Kabupaten Banyumas yang biasanya diadakan pawai atau Kirab Budaya, kemudian di dalam momentum ini ditambah agenda wisata lainnya yang menarik yang waktunya berdekatan dengan Kirab Budaya.

Atau di saat momentum libur sekolah, kita harus kreatif mengemas acara hiburan yang menambah dampak positif bagi pariwisata, contoh menampilkan pawai kenthongan di saat musim liburan sekolah. Hal ini memerlukan penajaman daya kreatifitas para pemangku kebijakan dalam dunia pariwisata Banyumas.

Sementara di sisi lain, para pelaku dan penyedia jasa transportasi dan perhotelan sebenarnya sudah mendukung bergeraknya dunia pariwisata di semua bagian dunia, takterkecuali Banyumas.

Mereka yang sudah bekerjasama dengan berbagai aplikasi kelas dunia seperti Traveloka, Tiket.Com, Agoda dan sejenisnya akan sangat memudahkan bagi para wisatawan luar kota, bahkan luar negeri untuk memiliki berbagai pilihan dalam menunjang kegiatan wisata mereka.

5. Faktor Kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyumas
Kebijakan pemerintah juga memainkan peran penting dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

Pemkab Banyumas sudah dan seharusnya meningkatkan frekuensi terselenggaranya event-event yang menunjang berkembangnya pariwisata Banyumas.

Baca Juga:
Presiden RI Siapkan Sapi Kurban di Banyumas Seberat 1 Ton

Diantaranya diselenggarakan Purwokerto Marathon, atau suatu saat bisa diadakan Baturaden Run, atau bahkan diadakan Kota Lama Happy Cycling, selain diadakannya pawai budaya dan sejenisnya.
Kesimpulan

Meningkatnya kunjungan pada destinasi wisata di Banyumas merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, mulai dari keindahan alam, kekayaan budaya, pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi, hingga kebijakan pemerintah. Setiap faktor saling melengkapi dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan.

Banyumas memiliki potensi wisata yang cukup baik untuk terus dikembangkan, dan juga mampu mendatangkan PAD. Namun, yang perlu diperhatikan adalah menjaga keberlanjutan lingkungan, melestarikan budaya lokal, serta meningkatkan kualitas layanan agar pariwisata di Banyumas tetap kompetitif di lingkungan regional Jawa Tengah bahkan nasional.

Teknologi dalam hal platform media sosial juga mempercepat penyebaran informasi dan memudahkan wisatawan merencanakan perjalanan, sehingga destinasi wisata semakin ramai.

Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, dan wisatawan, pariwisata Banyumas akan terus berkembang dan menjadi destinasi wisata yang kompetitif. Dan tentunya dukungan kebijakan pemerintah kabupaten maka daya tarik wisata Banyumas akan semakin dikenal secara nasional.

Untuk meramaikan wisata kota lama di Banyumas, kita bisa melakukan berbagai upaya yang menurut kami bisa dikelompokkan dalam upaya jangka pendek, menengah dan panjang.

Upaya Jangka Pendek.

Misalnya dengan mengadakan dan menciptakan city tour / wisata kota. Pemerintah Banyumas bisa mengambil peran ini dengan menyediakan Bus City Tour. Yang bisa menjadi konektor antara wisata di dalam Kota Purwokerto (Menara Teratai, Mas Kemambang dll), Batik Banyumas, kuliner, oleh-oleh khas Banyumas dan Kota Lama Banyumas. Bus City Tour ini sudah dipraktekkan di kota Bandung (Bandros) dan kota Solo (Bus Wisata Tingkat).

Upaya Jangka Menengah.

Bisa dilakukan kerja sama dengan pemkab lain. Banyumas tidak memiliki wisata pantai atau laut. Pemkab Banyumas melalui Dinporabudpar maupun swasta (biro wisata) bisa membuat paket wisata bundling dengan menggabungkan wisata alam di Banyumas, kuliner dan oleh-oleh khas Banyumas, wisata Kota Lama Banyumas dengan wisata pantai yang ada di kabupaten tetangga.

Baca Juga:
Dugaan Tax Froud yang Dilakukan Pengusaha Tambang Galian C Nganjuk, Dapat Dikenai Sanksi Pidana

Upaya ini kita yakini akan terus menumbuhkan dan mengembangkan wisata di Banyumas sekaligus meningkatkan PAD dari sektor wisata dan jasa transportasi , restoran serta perhotelan.

Upaya Jangka Panjang

Kecamatan Banyumas, dimana Kota Lama Banyumas berada, merupakan kecamatan yang belum memiliki pusat keramaian yang menjadi daya tarik masyarakat untuk berkunjung kesana. Pemkab Banyumas perlu menciptakan Point of Interest bagi Masyarakat di sekitar Kecamatan Banyumas.

Ide dari kami salah satunya yaitu dibuatnya fasilitas sport center yang multifungsi di Kecamatan Banyumas. Yang bisa digunakan untuk event olahraga, pameran, otomotif, penyelenggaraan festifal dan sejenisnya bahkan pelaksanaan car free day untuk memenuhi kebutuhan hiburan bagi masyarakat.

Ide ini juga memberi wacana agar memecah keramaian yang terjadi di Kota Purwokerto sekaligus pemerataan pembangunan di Kabupaten Banyumas. Sehingga masyarakat di wilayah Banyumas bagian timur, seperti Tambak, Sumpiuh, Kemranjen, Somagede, Kalibagor, Kebasen dan tentunya Banyumas sendiri ikut merasakan kue pembangunan. Dan pada tahapan selanjutnya tercipta peningkatan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.

Tentunya hal ini tidak bisa dilakukan dalam waktu yang cepat. Namun ini bisa dimulai dari perencanaan yang baik dan matang dan memiliki target waktu yang jelas terkait realisasinya.

Pembangunan yang membutuhkan anggaran yang besar harus dikomunikasikan dengan baik dengan Pemprov dan Pemerintah Pusat. Dan Banyumas memiliki banyak sumber daya manusia yang bisa mendukung program ini, baik di provinsi maupun di pusat.

Dengan adanya Point of Interest semacam ini maka diyakini bahwa wisata apapun di sekitar Kecamatan Banyumas, termasuk wisata kota lama dan bahkan perekonomian secara umum akan lebih meningkat.

Demikian sekilas gagasan dan saran berupa ide dari kami untuk majunya dunia pariwisata Banyumas secara umum dan untuk perkembangan wisata kota lama di Banyumas pada khususnya. Semoga sumbangan gagasan ini bermanfaat bagi kita semua yang mencintai Banyumas.

*Abdullah Arif Budiman, S.E, – Magister Manajemen Program Pascasarjana Unsoed C2CO25039