KOTA MALANG – Peringatan dua abad berdirinya Klenteng Eng An Kiong berlangsung semarak, Sabtu (27/09/2025). Ribuan umat Tionghoa dan puluhan klenteng dari berbagai daerah turut meramaikan kirab budaya yang menyedot perhatian puluhan ribu warga Kota Malang di sepanjang rute arak-arakan.
Pantauan di lapangan menunjukkan antusiasme warga sudah terasa sejak siang. Sejak pukul 12.00 WIB, jalan utama di depan Klenteng Eng An Kiong dipadati masyarakat yang ingin menyaksikan jalannya parade.
Kirab budaya dimulai pukul 13.00 WIB dengan atraksi Leang Leong atau naga raksasa yang dimainkan oleh 10 orang. Tak lama kemudian, barisan Reog Ponorogo dan Barongsai turut memukau penonton. Rombongan klenteng dari berbagai kota di Jawa juga ikut serta dengan menandu patung-patung dewa.
Dalam tradisi Tionghoa, patung-patung tersebut digoyangkan selama arak-arakan. Diyakini, gerakan itu melambangkan dewa yang kembali hidup untuk memberikan hoki atau keberuntungan bagi penandunya.
Gunawan Liem, perwakilan klenteng dari Semarang, mengaku kagum dengan sambutan masyarakat Malang.
“ Kami mewakili umat Tionghoa sangat berterima kasih dan mengapresiasi sambutan yang diberikan oleh masyarakat Kota Malang. Kami benar-benar tidak menyangka, puluhan ribu orang turut menonton kirab HUT Klenteng Eng An Kiong ke-200 ini,” ungkapnya.
Tak hanya sebagai puncak perayaan ulang tahun, kegiatan ini juga menjadi momentum istimewa bagi Klenteng Eng An Kiong. Klenteng tertua di Kota Malang tersebut sekaligus dipercaya menjadi tuan rumah World Tua Pek Kong Festival ke-14 yang diikuti delegasi dari delapan negara.