Pendidikan

Miris, Gaji Guru Indonesia Terendah di Asia Tenggara: Bahkan Kalah dari Myanmar

Redaksi
×

Miris, Gaji Guru Indonesia Terendah di Asia Tenggara: Bahkan Kalah dari Myanmar

Sebarkan artikel ini

JAKARTA — Guru merupakan salah satu profesi paling penting dalam membangun masa depan bangsa. Melalui dedikasi dan pengorbanan mereka, generasi muda tumbuh menjadi individu yang cerdas dan berkarakter. Tak berlebihan jika muncul ungkapan lama, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Namun, makna pepatah tersebut sering kali disalahartikan. Alih-alih dimaknai sebagai bentuk penghormatan, banyak pihak justru menafsirkan bahwa guru tak memerlukan penghargaan layak, terutama dalam hal kesejahteraan. Akibatnya, profesi guru di Indonesia masih menghadapi persoalan serius: gaji yang tergolong sangat rendah.

Data terbaru dari Jobstreet per Agustus 2025 menunjukkan, rata-rata gaji guru di Indonesia menjadi yang paling rendah di kawasan Asia Tenggara. Bahkan, angka tersebut berada di bawah Myanmar, yang dikenal sebagai salah satu negara termiskin di kawasan. Sementara itu, Singapura menduduki posisi teratas dengan gaji tertinggi bagi tenaga pendidiknya.

Gaji Guru di Asia Tenggara

1. Singapura
Guru di Singapura menerima gaji berbeda tergantung lokasi sekolah. Di kawasan Bukit Timah, misalnya, rata-rata gaji guru mencapai 5.250 dolar Singapura atau sekitar Rp 66,3 juta per bulan. Sementara di wilayah Serangoon, gaji terendah berada di kisaran 3.650 dolar Singapura atau Rp 46 juta per bulan.
Selain lokasi, pengalaman kerja dan jenis sekolah juga memengaruhi besaran gaji. Secara umum, gaji terendah bagi guru di Singapura berada di kisaran Rp 35 juta per bulan.

2. Brunei Darussalam
Guru sekolah negeri di Brunei digaji antara Rp 31,6 juta hingga Rp 50,6 juta per bulan. Adapun di sekolah swasta, gaji berkisar antara BND 2.000–3.500 atau sekitar Rp 25,3 juta–Rp 44,3 juta. Sementara itu, sekolah internasional memberikan bayaran jauh lebih tinggi, yakni BND 3.500–6.000 atau sekitar Rp 44,3 juta–Rp 75,9 juta per bulan.

Baca Juga:
Bupati Sidoarjo Apresiasi Antartika Fair 2025, Pameran Karya Inovatif Siswa, dari Mobil Listrik hingga Pembangkit Tenaga Surya

3. Malaysia
Gaji guru di Malaysia juga bervariasi tergantung wilayah. Di Perak Tengah District, guru menerima bayaran sekitar RM 2.749 atau Rp 10,5 juta per bulan. Sedangkan di Muar District, gaji tertinggi mencapai RM 6.680 atau sekitar Rp 25 juta. Untuk guru taman kanak-kanak, gaji rata-rata berada di kisaran RM 2.300 atau Rp 8,6 juta per bulan.

4. Thailand
Di Thailand, guru mendapatkan gaji bulanan antara 21.000 hingga 34.000 Bath, setara dengan Rp 9,2 juta hingga Rp 14,9 juta. Mereka yang mengajar di ibu kota Bangkok umumnya menerima upah lebih tinggi, dengan rata-rata 26.500 Bath atau sekitar Rp 12,6 juta.

5. Myanmar
Guru di sekolah negeri Myanmar memperoleh gaji antara MMK 1.470.000 hingga MMK 2.100.000 per bulan, atau sekitar Rp 11,4 juta–Rp 16,3 juta. Di kota besar seperti Yangon, nominalnya bisa lebih tinggi tergantung pengalaman dan lokasi sekolah.

6. Vietnam
Kementerian Pendidikan dan Pelatihan Vietnam pada September 2025 mengusulkan kenaikan gaji guru. Guru prasekolah diusulkan menerima antara 4,9 juta hingga 11,4 juta VND (Rp 3 juta–Rp 7,2 juta). Untuk guru sekolah dasar, gaji berkisar 5,5 juta–11,7 juta VND (Rp 3,5 juta–Rp 7,4 juta). Guru senior di semua jenjang mendapat bayaran tertinggi, yaitu 13,5 juta–17,7 juta VND (Rp 8,5 juta–Rp 11,1 juta).

7. Filipina
Di Filipina, gaji guru berkisar antara 28.500 hingga 29.797 peso per bulan, atau sekitar Rp 8,1 juta–Rp 8,5 juta.

8. Indonesia
Berbanding terbalik dengan negara-negara lain di kawasan, gaji guru di Indonesia masih jauh dari kata sejahtera. Rata-rata pendapatan guru berada di kisaran Rp 3,89 juta hingga Rp 5,5 juta per bulan. Di beberapa daerah, nominal tersebut bahkan berada di bawah Upah Minimum Regional (UMR).

Baca Juga:
Peduli Gizi Anak, Polsek Tarik Bagikan 100 Paket Makan Siang di SD Banjarwungu 2

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mencatat masih banyak guru honorer yang hanya menerima bayaran ratusan ribu rupiah setiap bulan. Beberapa di antaranya bahkan mendapatkan upah di bawah Rp 1 juta.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, pada akhir September 2025 mengungkapkan adanya temuan guru honorer yang hanya dibayar Rp 300 ribu per bulan. Fakta ini menjadi cerminan nyata betapa masih jauhnya kesejahteraan guru di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

Tantangan dan Harapan

Kesejahteraan guru sejatinya menjadi fondasi utama dalam peningkatan kualitas pendidikan. Guru yang sejahtera tentu akan lebih fokus dalam mendidik dan membimbing siswa. Tanpa perhatian serius terhadap nasib para pendidik, cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa akan sulit tercapai secara optimal.

Kini, perhatian dan aksi nyata pemerintah untuk memperbaiki sistem penggajian guru menjadi kebutuhan mendesak. Pengakuan terhadap jasa guru tidak seharusnya berhenti pada slogan “pahlawan tanpa tanda jasa,” melainkan diwujudkan melalui penghargaan dan kesejahteraan yang layak.