KOTA MALANG – Fenomena kekurangan murid masih menjadi potret buram dunia pendidikan dasar di sejumlah daerah. Seperti yang terjadi di SDN Tulusrejo 4, Jalan Kedawung, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Pada tahun ajaran baru 2025 ini, sekolah tersebut hanya menerima dua siswa baru untuk kelas 1. Sebelumnya, pada tahun 2024, jumlah pendaftar pun hanya 11 siswa.
Rizky Rivaldo, staf bidang kesiswaan di SDN Tulusrejo 4, mengungkapkan beberapa alasan di balik minimnya pendaftar.
“Kemungkinan karena banyak sekolah lain yang letaknya sangat berdekatan, bahkan ada yang persis di depan sekolah kami. Lokasi kami pun berada di tengah-tengah permukiman,” ujarnya.
Namun kondisi ini tidak menyurutkan semangat pihak sekolah. Berbagai strategi terus dilakukan agar sekolah tetap diminati.
“Kami aktif mengikuti berbagai lomba antar-SD, sebagai bentuk promosi dan pembuktian bahwa kualitas kami tidak kalah,” lanjut Rizky.
Meski hanya memiliki dua siswa baru, kegiatan belajar mengajar tetap dilaksanakan sebagaimana mestinya.
“Jumlah siswa bukan alasan untuk tidak mengajar. Guru tetap punya kewajiban menyampaikan ilmu secara maksimal,” tegasnya.
Sementara itu, Wahyu Iskandar, orang tua dari salah satu siswa, justru merasa bersyukur anaknya bersekolah di SDN Tulusrejo 4.
“Anak saya justru dapat perhatian lebih. Seperti les privat dari guru, yang membuat proses belajar lebih efektif dan personal,” jelasnya.
Ia pun tidak khawatir soal minimnya teman bermain.
“Saya lihat siswa yang lebih senior di sekolah ini sangat akrab dan mau mengajak anak-anak baru bermain. Lingkungannya hangat dan ramah.” pungkasnya.
Meskipun tampak sepi, semangat mendidik di SDN Tulusrejo 4 tetap menyala. Sebuah kisah kecil yang menyuarakan besarnya dedikasi di tengah keterbatasan. (Junaedi)
