MAMUJU – Di tengah deru zaman dan arus globalisasi yang makin deras, Komunitas Anak Manakarra menemukan titik baliknya. Sosok muda energik, Muh Taufiq Hidayat, resmi terpilih sebagai nahkoda baru, membawa semangat segar bagi komunitas penjaga jantung budaya Mamuju, Sulawesi Barat.
Pemilihan yang berlangsung akhir pekan lalu bukan hanya soal regenerasi kepemimpinan, tapi juga simbol lahirnya harapan baru. Dalam musyawarah yang sarat semangat kekeluargaan, Taufiq didapuk secara aklamasi tanda bahwa para anggota percaya pada kapasitas dan visi pemuda yang dikenal merakyat ini.
Bagi pegiat budaya Mamuju, nama Taufiq bukan asing. Ia telah lama menjadi penggerak di berbagai ruang sosial dan kebudayaan, merangkul lintas usia, menjembatani masa lalu dan masa depan. Dalam sambutannya, Senin (2/6/2025), ia mengusung tiga pilar utama sebagai fondasi gerak: pelestarian budaya, pemberdayaan generasi muda, dan kolaborasi lintas sektor.
“Komunitas ini bukan sekadar organisasi. Ia adalah ruang hidup tempat nilai-nilai lokal tumbuh dan menyala. Tugas kami adalah menjaganya tetap relevan, tetap hidup,” tegas Taufiq dengan penuh keyakinan.
Komunitas Anak Manakarra selama ini memang dikenal aktif dengan kegiatan berjiwa lokal namun berdampak luas. Dari pelatihan public speaking berbasis budaya lokal, workshop kerajinan tradisional, hingga diskusi budaya yang menggugah kesadaran identitas semuanya hadir sebagai bentuk cinta pada tanah kelahiran.
Tak hanya itu, aktivitas sosial seperti program literasi, pelatihan keterampilan, dan pemberdayaan pemuda juga terus digiatkan. Semua bergerak dalam satu nafas: menjaga jati diri, sambil membuka diri pada perubahan.
Kini, dengan Taufiq di pucuk pimpinan, harapan itu makin kuat. Bahwa Komunitas Anak Manakarra akan terus menjadi lokomotif kebudayaan yang adaptif, progresif, tanpa kehilangan akar.
Karena bagi mereka, budaya bukan benda mati. Ia adalah cerita yang terus ditulis oleh mereka yang tak lupa asal usulnya.