SIDOARJO – Lapas Kelas IIB Lamongan kembali menorehkan prestasi dalam dunia pemasyarakatan. Melalui program Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE), lembaga ini sukses menggelar panen raya padi di lahan 1,8 hektare, menghasilkan sekitar 9 hingga 10 ton gabah varietas IR32.
Lebih dari sekadar kegiatan pertanian, panen ini menjadi simbol keberhasilan nyata implementasi Asta Cita Presiden Republik Indonesia, terutama dalam mendorong kemandirian dan ketahanan pangan.
Kegiatan yang berlangsung Sabtu pagi itu dihadiri Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim, Kadiyono, yang turut turun ke sawah memanen bersama para warga binaan.
“Ini bukan hanya panen, tapi bukti bahwa lembaga pemasyarakatan bisa menjadi bagian solusi bangsa. Warga binaan kita ajak produktif dan mandiri, bukan sekadar menjalani hukuman,” ungkap Kadiyono.
Program SAE yang dijalankan Lapas Lamongan fokus pada pembinaan di bidang pertanian dan perikanan. Warga binaan yang terlibat tak hanya memperoleh keterampilan, tetapi juga insentif kerja sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka.
Kalapas Lamongan, Heri Sulistyo, menyampaikan bahwa warga binaan dilibatkan secara penuh mulai dari pengolahan lahan, penanaman, perawatan, hingga panen.
“Ini bagian dari pembinaan yang holistik. Mereka tak hanya belajar bertani, tapi juga belajar tanggung jawab dan kemandirian. Hasil panen dimanfaatkan untuk dapur umum dan sebagian dijual guna mendukung keberlangsungan program,” jelas Heri.
Ke depan, Lapas Lamongan menargetkan perluasan area tanam dan peningkatan produksi, guna memperkuat kontribusi pemasyarakatan terhadap pembangunan ekonomi lokal dan ketahanan pangan nasional.
Dengan capaian ini, Lapas bukan hanya menjadi tempat pembinaan, tetapi juga agen perubahan yang aktif membangun masa depan lebih baik bagi warganya dan bangsa secara keseluruhan.
