LAHAT — Pelaksana Harian (PLH) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat, Dr. Hasperi Susanto, S.Pd., M.M, menegaskan komitmennya dalam menegakkan integritas pendidikan menyusul laporan dugaan pungutan liar (pungli) oleh seorang oknum kepala sekolah di Merapi Timur. Laporan ini sebelumnya telah diterima langsung oleh Wakil Bupati Lahat.
Oknum tersebut diduga melakukan pungutan tidak resmi kepada para guru, bahkan sampai meminta emas. Disdikbud Lahat langsung bertindak dengan mengirim tim untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak).
“Ibu Widia Ningsih bersama tim telah turun langsung ke lokasi. Beberapa temuan kami catat dan kini sedang didalami. Kami akan tindak lanjuti secara objektif dan sesuai aturan,” ujar Hasperi Susanto saat dikonfirmasi via WhatsApp, Sabtu (31/5).
Pendidikan Bukan Ladang Bisnis, Tapi Pengabdian
Hasperi menegaskan bahwa praktik memperkaya diri dalam dunia pendidikan tidak bisa ditoleransi. Pendidikan adalah ladang pengabdian, bukan ruang untuk bergaya hidup mewah. Ia menyerukan agar semua pihak menjaga nilai integritas, keikhlasan, dan tanggung jawab.
Dirinya juga mengingatkan pentingnya pengelolaan keuangan yang transparan, terutama terkait dana koperasi dan sumbangan. Sekolah diminta untuk terbuka dan akuntabel agar tidak terjadi penyalahgunaan dana.
Jelang Kelulusan, Hasperi: Jangan Ada Pungli Berkedok Sumbangan
Menjelang momen kelulusan yang biasanya diwarnai acara perpisahan dan penggalangan dana, Hasperi mengingatkan sekolah agar tidak menarik sumbangan tidak resmi atau melakukan pemaksaan kepada orang tua murid.
“Tidak boleh ada pungli, baik secara langsung maupun terselubung. Semua kegiatan harus berdasarkan kesepakatan bersama tanpa unsur paksaan,” tegasnya.
Ia juga mengajak seluruh kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik untuk terus menjaga marwah pendidikan dengan menjunjung tinggi etika, moralitas, dan profesionalisme. Tujuannya jelas: menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan berintegritas untuk melahirkan generasi cerdas dan berkarakter.