SIDOARJO – Upaya penyelamatan pasca runtuhnya bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025) malam, terus dimaksimalkan oleh Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim).
Sejumlah personel gabungan dari Biddokkes, Brimob, Samapta, serta tim SAR dikerahkan ke lokasi. Kehadiran mereka difokuskan untuk mempercepat proses pencarian dan evakuasi korban, sekaligus memastikan keamanan bagi seluruh petugas di lapangan.
Tidak hanya mengandalkan kekuatan personel, Polda Jatim juga melibatkan tenaga ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Analisis teknis dari para pakar dianggap krusial agar proses evakuasi dapat berlangsung aman tanpa menimbulkan risiko tambahan.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto, turun langsung memantau jalannya penanganan di lokasi. Ia menegaskan keselamatan korban merupakan prioritas utama.
“Yang paling penting sekarang adalah penyelamatan korban. Itu fokus utama kami, karena masih ada beberapa yang harus segera dievakuasi,” ujar Irjen Nanang, Selasa (30/9/2025).
Meski dua ekskavator sudah disiagakan sejak malam kejadian, alat berat tersebut belum digunakan. Potensi getaran dari mesin dikhawatirkan memperparah kerusakan struktur yang masih rapuh.
“Kondisi mushala masih labil. Karena itu, kita perlu memastikan dengan bantuan ahli ITS agar tidak membahayakan petugas yang masuk ke dalam reruntuhan,” tambah Irjen Nanang.
Senada dengan itu, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menjelaskan bahwa tim SAR memanfaatkan peralatan khusus yang lebih aman dan presisi dalam menjangkau korban.
“Fokus utama tetap pada penyelamatan korban sekaligus menjamin keselamatan anggota yang bertugas,” tegas Kombes Abast.
Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi masih terus dilakukan oleh tim gabungan dengan mengedepankan kehati-hatian dan keselamatan semua pihak.