OKU TIMUR – Warga Desa Wanasari, Kecamatan Semendawai Timur, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, menjerit. Jalan desa yang menjadi fasilitas umum kini hancur lebur setelah lebih dari setahun dilalui kendaraan proyek irigasi. Bukannya memberi manfaat, proyek ini justru menyisakan derita dan kerugian bagi masyarakat.
Pantauan Media Portal Indonesia di lapangan, jalan cor sepanjang kurang lebih satu kilometer kini nyaris tak terlihat lagi, berganti lumpur tebal. Saat musim hujan, anak-anak sekolah terpaksa melewati jalan becek, sepatu penuh lumpur, dan pakaian kotor sebelum sampai di kelas. Sejumlah gorong-gorong juga rusak berat, menghambat aliran air dan membahayakan pengguna jalan.
“Kalau hujan, anak-anak kami seperti mandi lumpur. Pemerintah desa dan kecamatan seakan tutup mata. Jalan ini milik rakyat, bukan untuk dikorbankan demi kepentingan proyek,” tegas seorang warga.
Ketika dikonfirmasi, pelaksana proyek, Ariez, mengakui bahwa penggunaan jalan desa telah disepakati bersama Kepala Desa Wanasari, Juanda. Namun, warga menilai kesepakatan tersebut hanya menguntungkan pihak tertentu.
“Seharusnya kades mengawasi proyek yang merugikan masyarakat, bukan diam. Ini seperti mencari untung di atas penderitaan warga,” ujar seorang ibu rumah tangga dengan nada geram.
Bahkan, menurut pengakuan warga, pernah ada instruksi dari salah satu anggota DPR untuk menutup akses jalan bagi proyek tersebut. Namun, warga tak berani melakukannya karena takut akan risiko dan tekanan dari pihak tertentu.
Masyarakat kini mendesak Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru, Bupati OKU Timur H. Lanosin, dan pejabat terkait agar segera turun ke lapangan, meninjau kondisi jalan, dan mengambil langkah tegas.
“Kami butuh tindakan nyata, bukan sekadar janji manis,” pungkas warga dengan nada kecewa.
