LAMPUNG – “Siapkan makanan lebih banyak ya, malam ini kita buka puasa bareng.” Itulah pesan terakhir yang diingat Sasnia, istri dari Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto, Senin pagi, 17 Maret 2025. Tapi harapan manis itu berubah menjadi mimpi buruk suaminya gugur dalam tugas, tertembak saat penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan.
Bersama AKP Lusiyanto, dua anggota lainnya Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda M Ghalib Surya Ganta ikut menjadi korban. Ketiganya tewas di tangan oknum TNI, Kopda Bazarsah, yang kini diadili di Pengadilan Militer I-04 Palembang.
Kisah ini tak sekadar tragedi. Ini tentang tiga anggota polisi yang tetap menjalankan tugas meski sedang berpuasa di bulan suci Ramadan. Fakta menyayat hati terungkap saat sidang pengadilan, Senin (7/7/2025), melalui kesaksian dua dokter forensik dari RS Bhayangkara Lampung, dr Chaterina Andriani dan dr I Putu Suwartama.
“Ketiga korban ditemukan dalam kondisi lambung kosong lebih dari 24 jam. Artinya, mereka gugur dalam keadaan berpuasa,” ungkap dr Chaterina.
Hasil autopsi memaparkan luka tembak yang menunjukkan tingkat kekerasan luar biasa:
- AKP Lusiyanto tertembak di dada kanan, peluru menembus jantung dan paru-paru—menyebabkan kematian seketika.
- Bripka Petrus ditembak dari jarak sangat dekat di mata kiri. Peluru menembus otak dan memecahkan tengkorak.
- Bripda Ghalib mengalami luka tembak di bibir bawah, menembus rahang hingga bersarang di tulang iga.
“Kami temukan sisa proyektil kaliber 5,56 mm di tubuh korban. Terutama pada Bripka Petrus, peluru menembus dari kelopak mata dan hancurkan otak,” terang dr Putu.
Air mata Sasnia tak terbendung. Ia bukan hanya kehilangan suami, tapi juga kehilangan panutan sosok humanis yang dihormati rekan dan warga.
“Saya harap pelaku dihukum mati. Suami saya gugur saat berpuasa dan menjalankan tugas. Jangan biarkan keadilan berhenti di tengah jalan,” katanya lirih.