Portal Jatim

Ranu Grati Distrikan, Ayi Suhaya Sebut Larung Tumpeng Sebagai Warisan Syukur dan Penghormatan Leluhur

Redaksi
×

Ranu Grati Distrikan, Ayi Suhaya Sebut Larung Tumpeng Sebagai Warisan Syukur dan Penghormatan Leluhur

Sebarkan artikel ini
Ayi Suhaya bersama Udik, tokoh masyarakat Grati, usai mengikuti prosesi larung sesaji di Danau Ranu Grati.

PASURUAN – Tradisi tahunan “Distrikan Ranu Grati” kembali digelar dengan khidmat oleh masyarakat Desa Ranuklindungan, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, pada Sabtu pagi (19/7). Acara larung sesaji ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur sekaligus ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas limpahan rejeki dan keselamatan melalui keberadaan Danau Grati.

Ratusan warga memenuhi area danau, turut hadir pula Camat Grati Nanang Muji Laksono, Anggota DPRD Misto Leo Faisal, Kades Ranuklindungan Yuslimu, serta tokoh budaya, akademisi, dan pemerhati seni.

Rangkaian kegiatan berlangsung meriah, dimulai dari kirab budaya, seni tari, hingga puncaknya prosesi larung tumpeng di tengah danau. Camat Nanang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat yang turut menyukseskan gelaran adat ini.

Ayi Suhaya bersama Udik, tokoh masyarakat Grati, usai mengikuti prosesi larung sesaji di Danau Ranu Grati.

“Tradisi ini bukan hanya bentuk pelestarian budaya, tapi juga doa kolektif untuk keberkahan dan keselamatan warga Grati,” ujarnya.

Sementara itu, Ayi Suhaya – tokoh budaya sekaligus penasehat Penelusuran Jejak Sejarah Pasuruan (PJSP) – menyebut larung sesaji sebagai simbol spiritual yang kaya makna.

“Ini wujud kita menghormati leluhur dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar masyarakat Pasuruan diberi rejeki, kesehatan, dan keselamatan. Tradisi ini harus dirawat karena memiliki nilai spiritual dan kultural yang tinggi,” tutur Ayi.

Ia juga menyoroti potensi Danau Grati sebagai daya tarik wisata. Dengan panorama perbukitan yang memesona, danau ini sudah mulai dilirik pihak swasta dan pelaku UMKM sebagai penunjang ekonomi lokal.

“Keberadaan Ranu Grati punya azas manfaat ganda, baik spiritual maupun ekonomi. Sudah saatnya pemkab memberi perhatian lebih melalui peningkatan infrastruktur dan promosi pariwisata,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Ranu Grati adalah danau vulkanik seluas 107 hektare yang dikelilingi tiga desa: Ranuklindungan, Gratitunon, dan Sumberdawesari. Tradisi larung tumpeng ini diyakini telah berlangsung turun-temurun sebagai bentuk harmonisasi manusia dengan alam.

Baca Juga:
Polresta Sidoarjo Salurkan Hewan Kurban 21 ekor Sapi dan 55 ekor Kambing ke Masyarakat

Acara tahun ini pun berlangsung lancar, aman, dan penuh antusiasme warga dari berbagai kalangan, yang menegaskan bahwa tradisi masih menjadi denyut nadi budaya di tengah derasnya arus modernisasi. (Eko)