PONOROGO – Aksi damai dilakukan sejumlah warga di Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, yang meminta agar truk over dimension dan overload (ODOL) tertib lalu lintas di Jalan Raya Jenangan-Ngebel.
Warga menuntut agar truk ODOL tak melintas secara ugal-ugalan di pagi hari, mengingat itu merupakan jam berangkat anak sekolah.
Selain itu, para demonstran dari tiga desa di Kecamatan Jenangan juga meminta agar truk pengangkut material tersebut tidak ODOL. Karena truk ODOL dirasa merupakan salah satu penyebab utama kerusakan jalan di wilayah tersebut.
Pun, sempat dilakukan mediasi antara perwakilan aksi damai warga dan sejumlah pengemudi truk ODOL, pengusaha tambang, pihak Dishub Ponorogo, hingga Forkopimca yang dilakukan di balai Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.
“Truk ODOL kerap melintas dengan laju cepat di pagi hari disaat jam berangkat anak sekolah. Tentu ini -kan membahayakan keselamatan. Selain itu, truk yang over dimension kita rasa meresahkan karena menjadi penyebab jalan cepat rusak,” ujar salah satu warga Jenangan yang ikut aksi damai, Heru Susanto.
Sementara itu, perwakilan truk tambang, Andriawan mengatakan, siap untuk menjalankan kesepekatan yang telah ditandatangi bersama.
“Bak (overload) truk akan kami kurangi, termasuk menyesuaikan jam operasional yang diberlakukan oleh warga. Serta, setuju dengan sanksi administratif apabila ada truk tambang yang melanggar aturan,” bebernya.
Secara terpisah, Kepala Dishub Ponorogo, Wahyudi mengatakan, jalan raya Jenangan-Ngebel memang kerap dilalui aktivitas truk tambang. Hari ini juga dilakukan mediasi bersama.
“Ya intinya kita mendukung aspirasi warga. Sesuai kesepakatan bersama, agar ada penertiban truk ODOL,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (29/7/2025).
Selain itu, tuntutan masyarakat sudah jelas agar infrakstuktur di wilayah Jenangan bisa lebih baik dan tak mengalami kerusakan. Langkah selanjutnya, Dishub Ponorogo akan terus melakukan pengawasan.
“Ya akan kita lakukan sweeping sambil menunggu arahan selanjutnya,” tandasnya. (*)