Kesehatan

Waspadai Stroke Usia Muda: Fakta, Risiko, dan Solusi Nyata

portal-indonesia.net
×

Waspadai Stroke Usia Muda: Fakta, Risiko, dan Solusi Nyata

Sebarkan artikel ini
Stroke Usia Muda
Waspada Stroke Usia Muda (portal-indonesia.com)

Stroke selama ini identik dengan usia lanjut. Namun, tren saat ini menunjukkan bahwa stroke semakin banyak menyerang kelompok usia muda, bahkan mereka yang masih aktif bekerja. Berdasarkan data terbaru dari survei nasional, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, dengan biaya penanganan yang sangat tinggi, yaitu Rp 5,2 triliun pada tahun 2023 saja.

Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran besar. Selain membebani sistem kesehatan, stroke di usia muda juga berdampak pada produktivitas nasional. Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap pencegahan dan deteksi dini masih sangat rendah.

Artikel ini membahas secara lengkap penyebab meningkatnya kasus stroke, terutama pada usia muda, serta langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.

Mengenal Stroke Lebih Dekat

Apa Itu Stroke?

Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu akibat sumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Gangguan ini menyebabkan jaringan otak mengalami kerusakan dalam hitungan menit.

Jenis-Jenis Stroke

  1. Stroke Iskemik – akibat penyumbatan pembuluh darah (85% kasus)

  2. Stroke Hemoragik – akibat pecahnya pembuluh darah

  3. Transient Ischemic Attack (TIA) – stroke ringan atau mini stroke yang menjadi peringatan awal

Gejala umumnya meliputi:

  • Kelemahan mendadak di wajah, lengan, atau kaki

  • Kesulitan berbicara atau memahami ucapan

  • Gangguan penglihatan

  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi

Stroke pada Usia Produktif Meningkat

Menurut dr. Reza Aditya Arpandy, SpS, Direktur Medik dan Keperawatan RS Pusat Otak Nasional (RS PON), jumlah pasien stroke usia muda, di bawah 45 tahun mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Penyebabnya? Gaya hidup modern yang tidak sehat: konsumsi makanan tinggi lemak dan garam, stres, kebiasaan merokok, dan minimnya aktivitas fisik.

Baca Juga:
Ini Alasan Penting Mengapa Sarapan Harus Mengandung Protein

“Stroke pada usia muda biasanya berkaitan dengan faktor risiko yang bisa dicegah seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, obesitas, dan kebiasaan merokok,” jelasnya dikutip dari detik.com.

Namun, pada beberapa kasus, stroke juga bisa disebabkan oleh kelainan bawaan seperti AVM (Arteriovenous Malformation) dan aneurisma otak, yang membuat pembuluh darah lebih rentan pecah.

Mengapa Stroke Meningkat di Usia Muda?

Berikut faktor-faktor utama yang memperparah tren stroke usia muda di Indonesia:

1. Hipertensi Tidak Terkontrol

Tekanan darah tinggi adalah pemicu stroke paling umum, baik di usia tua maupun muda. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari dirinya menderita hipertensi karena gejalanya sering tidak terasa.

2. Pola Makan Buruk

Konsumsi makanan cepat saji, tinggi natrium, dan rendah serat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan tekanan darah.

3. Kurangnya Aktivitas Fisik

Banyak pekerja muda menghabiskan waktu lebih dari 8 jam duduk di depan layar tanpa olahraga teratur, yang meningkatkan risiko obesitas dan gangguan pembuluh darah.

4. Merokok dan Alkohol

Kebiasaan merokok mempersempit pembuluh darah dan memicu aterosklerosis. Ditambah dengan konsumsi alkohol berlebihan, pembuluh darah menjadi lebih rapuh dan mudah pecah.

5. Stres Kronis

Tekanan kerja, masalah ekonomi, dan beban sosial dapat memicu lonjakan tekanan darah secara tiba-tiba.

Faktor Risiko Lain yang Perlu Diwaspadai

Selain faktor gaya hidup, ada pula penyebab lain yang harus diperhatikan terutama pada pasien usia muda:

  • Kelainan pembuluh darah otak (AVM atau aneurisma)

  • Gangguan pembekuan darah

  • Riwayat migrain berat

  • Penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang

  • Infeksi sistemik atau penyakit autoimun tertentu

Langkah-Langkah Pencegahan Stroke yang Terbukti Efektif

1. Rutin Cek Kesehatan

Deteksi dini adalah kunci. Lakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol secara berkala, terutama bila ada riwayat keluarga stroke, hipertensi, atau diabetes.

Baca Juga:
Bantu Pengadaan Darah, PMI Sleman - LPPT UGM Siap Selenggarakan Donor Darah Massal Tiap 3 Bulan

2. Jaga Pola Makan

Ikuti pola makan seimbang dengan prinsip gizi seimbang: tinggi sayur dan buah, rendah lemak jenuh dan garam. Hindari makanan olahan dan gorengan berlebihan.

3. Aktif Bergerak Setiap Hari

Luangkan waktu minimal 30 menit setiap hari untuk berolahraga. Aktivitas seperti jalan kaki, bersepeda, atau yoga bisa menjadi pilihan yang baik.

4. Kelola Stres

Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau hobi menyenangkan untuk mengurangi stres.

5. Hindari Rokok dan Alkohol

Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol untuk memperbaiki fungsi pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.

Upaya Pemerintah

Kementerian Kesehatan RI menargetkan pada tahun 2024, 90% penderita hipertensi dan diabetes harus menjalani skrining dislipidemia, yaitu pemeriksaan kadar lemak dalam darah, sebagai langkah pencegahan stroke.

Namun, hingga kini, capaian deteksi dini baru mencapai 11,3 persen dari target. Artinya, jutaan penduduk Indonesia masih belum mengetahui status kesehatannya dan berada dalam risiko tinggi stroke.

Untuk mengejar target ini, diperlukan kolaborasi dari:

  • Fasilitas layanan primer (puskesmas, posbindu)

  • Tenaga medis

  • Lembaga swadaya masyarakat

  • Sektor swasta dan media

  • Masyarakat luas

Stroke Bisa Dicegah

RS Pusat Otak Nasional mencatat banyak kasus stroke yang bisa dicegah jika pasien rutin memeriksakan kesehatannya. Dalam beberapa kasus, stroke ringan atau TIA terjadi beberapa kali sebagai “peringatan” sebelum serangan besar.

Penderita yang segera datang ke rumah sakit dan mendapatkan penanganan cepat cenderung memiliki pemulihan lebih baik.

Namun sebaliknya, banyak pasien muda datang terlambat karena mengabaikan gejala awal atau tidak menyadari dirinya memiliki faktor risiko.

Tanda-Tanda Stroke

Untuk mengenali stroke secara cepat, gunakan metode FAST:

  • F (Face): Apakah salah satu sisi wajah melorot?

  • A (Arms): Apakah lengan terasa lemah atau tidak bisa diangkat bersamaan?

  • S (Speech): Apakah bicara jadi pelo atau tidak jelas?

  • T (Time): Jika ya, segera hubungi layanan medis. Waktu sangat krusial!

Baca Juga:
Peran Penelitian Obat dalam Uji Klinis di PAFI

Dampak Jangka Panjang Stroke pada Generasi Muda

Stroke bukan hanya mengancam nyawa, tapi juga bisa meninggalkan dampak jangka panjang seperti:

  • Kelumpuhan sebagian atau total

  • Gangguan bicara dan komunikasi

  • Depresi pasca stroke

  • Kesulitan dalam pekerjaan dan kehidupan sosial

  • Beban ekonomi bagi keluarga

Semakin muda usia penderita, semakin besar dampak jangka panjang yang bisa ditimbulkan, terutama jika menjadi penyandang disabilitas seumur hidup.

Penutup

Stroke adalah musuh diam-diam yang bisa menyerang siapa saja, kapan saja, termasuk di usia yang seharusnya produktif. Namun, 90% kasus stroke sebenarnya bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup dan deteksi dini.

Jangan tunggu sampai terlambat.

Lakukan langkah-langkah sederhana mulai hari ini:

  • Periksa tekanan darah dan gula darah

  • Ubah pola makan jadi lebih sehat

  • Aktif bergerak

  • Istirahat cukup dan hindari stres

  • Edukasi orang di sekitar Anda

Dengan kesadaran dan tindakan kolektif, kita bisa menurunkan angka stroke di Indonesia dan menyelamatkan generasi muda dari ancaman disabilitas seumur hidup.